PWMU.CO-Memasuki rumah Hartatik di Desa Sumberame Wringinanom Gresik adalah gambaran kemiskinan. Rumahnya tembok tapi dindingnya banyak yang rontok karena sudah tua. Kayu kusen depan hancur dimakan rayap.
Daun pintu dan jendela sampai-sampai tak bisa lagi menempel. Jadi rumah itu tak berpintu dan berjendela. Bolong oblong-oblong. Jika malam hanya ditutup selembar tripleks.
Hartatik satu di antara mustahiq yang mendapatkan bantuan dari Lazismu Gresik. Tiap bulan amil Lazismu Kantor Layanan Wringinanom mendatanginya untuk menyalurkan bantuan donatur. ”Sumbangan itu untuk membantu makan mereka,” kata Ani, amil Lazismu yang datang ke rumahnya, Selasa (26/2/2019).
Uang sumbangan dan penghasilannya tak cukup untuk makan kecuali beli beras. Hartatik menceritakan, hampir tiap hari anak-anaknya makan dengan sayur beluntas yang tinggal ambil di depan rumah. Beluntas itu ditanam menjadi pagar rumah.
Masuk ke dalam rumahnya lebih mengenaskan lagi. Plafon rumah terbuka hanya tampak kerangka yang keropos. Semua asbes plafon sudah lama lepas satu per satu karena pakunya tak bisa lagi menancap di kayu. Di ruang tamu itu terhampar kasur untuk tidur pemilik rumah.
Hari itu Hartatik menyambut tamunya dengan isak tangis. Dia mengatakan, musim hujan ini membuatnya tak bisa tidur. ”Atap genteng banyak yang bocor hampir di semua tempat. Termasuk di atas tempat tidur,” ujarnya dengan terisak.
Dia bercerita, jika malam hari hujan deras dia dan anak-anaknya tidur berselimut terpal untuk menutupi tubuh agar tidak basah kena air bocoran. ”Kalau hujan biasa cukup tidur sambil bawa ember menampung air di tempat yang bocor,” katanya.
Kemiskinan Hartatik memang lengkap. Dia dua tahun ini menjanda dengan tanggungan lima anak yang masih kecil. Suaminya Ludi Lutanto meninggal dunia akibat ditabrak motor anak-anak balapan liar. Sekarang pun wanita ini mengidap kanker mulut rahim.
Kalau malam waktu tidur Hartatik hanya menutup rumahnya dengan tripleks. Dia tak khawatir dimasuki maling sebab tak ada harta yang diincar pencuri. Walaupun begitu dia menyiapkan pentungan kayu di dekat tempat tidur.
”Jika ada suara gelodak, saya langsung bangun dan ambil kayu. Barangkali ada orang yang usil,” kata Hartatik yang punya anak perempuan ini. Dia berharap ada bantuan untuk memperbaiki pintu dan jendela. (Ani Ummu Aida)