PWMU.CO – Dwinta Lajjarotus Rohmah dan siswa SMP Muhammadiyah 13 Campurejo lainnya memiliki kesempatan berharga dalam Study Tour ke PT Yakult Indonesia Persada, Ngoro, Mojokerto, Rabu (5/3/19).
Dwinta, begitu sapaannya, mendapat penjelasan langsung dari tim Humas PT Yakult Indonesia Persada, mulai dari proses pembuatan minuman probiotik sampai proses penjualan.
“Kami mendapat penjelasan proses pembuatan Yakult. Mulai dari pembibitan bakteri, pencampuran bahan seperti susu skim, dekstrosa, sukrosa, dan air, hingga pengemasan dan penjualan,” ujar siswi kelas dua Hamas School, sebutan untuk SMPM 13 Campurejo, saat diwawancarai PWMU.CO, Rabu (5/3/19).
Selain mendengar pemaparan, mereka juga berkeliling melihat proses produksi Yakult secara langsung.
“Kami berkeliling dari satu ruang ke ruang yang lain, pertama ke ruang kendali mutu, ruang pembibitan bakteri, dan ruang pelarutan. Kemudian lanjut ke ruang pengkulturan bakteri, ruang pencampuran bahan, dan yang terakhir adalah ruang pengemasan yang menggunakan robot,” tutur Mas Dewi Indrayani, salah satu siswi Hamas School.
Saat sesi tanya jawab, dijelaskan oleh Nico Tandiono, salah satu Humas PT Yakult Indonesia Persada, bahwa Yakult hadir sebagai jawaban atas wabah kesulitan BAB (buang air besar) yang diderita oleh masyarakat Jepang kala itu.
Evi Fithriyah, siswi Hamas School yang lain mengaku merasa senang dengan keramahan pihak PT Yakult Indonesia Persada. “Saya senang sekali, ketika masuk langsung disambut dengan tulisan nama sekolah kami di layar televisi mereka. Lalu kami menuju ke lantai dua, disambut hangat dan dikasih Yakult, snack, dan souvenir,” terangnya.
Kepala Hamas School Nurul Wakhidatul Ummah SKom menuturkan, kunjungan perusahaan kali ini sudah direncanakan sejak Desember tahun lalu.
“Saat itu kami mencari kontak perusahaan yang menerapkan sains yang dapat dilihat langsung oleh anak-anak. Allah menjawabnya tunai dengan dipertemukannya dengan Bapak Ibnu yang satu almamater dengan saya dan kebetulan beliau pernah menjadi konsultan di PT Yakult,” jelas Fidah, sapaan Nurul.
Abdullah Wasi’an Lc, salah satu pengurus Hamas School yang ikut mendampingi study tour ini menjelaskan, kunjungan kali ini bukan hanya mengajarkan kita tentang sains, tapi kita juga bisa menjadi ilmuan seperti Dr Minoru Shirota, penemu bakteri L.casei Shirota strain.
“Kita juga bisa berkesempatan melakukan penelitian dari SDA (sumber daya alam) yang ada di desa seperti lato (sejenis rumput laut) menjadi produk, lalu dibuat pabriknya di desa. Bisa Nak! Sampean semua punya kesempatan menuju ke sana,” pesan Wasi’ dengan penuh semangat. (Fillah)
Discussion about this post