PWMU.CO-Prof Dr Din Syamsuddin menyampaikan betapa penting merajut kembali ukhuwah Islamiyah yang mulai ada tanda-tanda perpecahan. Muhammadiyah dan NU adalah ormas besar apabila bersatu maka sebagian persoalan umat selesai.
Hal itu disampaikan Din Syamsuddin saat mengisi pengajian silaturahim PDM Jombang bertempat di PCM Kesamben, Ahad (10/3/2019). Acara ini dihadiri 4.000 jamaah yang memadati halaman penggilingan padi milik HM Zaini Muslim di Desa Carangrejo Kesamben.
Menurut dia, ormas itu hanyalah alat dakwah. Muhammadiyah hanyalah alat dakwah atau alat perjuangan, bukan tujuan semata-mata. Tujuan sebenarnya adalah izzul Islam wal muslimin.
”Kita berjuang atau berkehidupan di Muhammadiyah, tidak mencari ujrah atau material. Sehingga pada saat menjabat atau tidak, tetap bersikap biasa tidak mengalami post power syndrome,” katanya.
Karena itu, sambung Din, idealnya seluruh ormas bekerja sama. Namun dia menyayangkan saat ini umat Islam pada kondisi berpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik.
”Pemilu adalah cara beradab untuk memilih pemimpin. Maka jangan sampai pemilu ini mengarah pada ketidakberadaban. Memilih yang cerdas jangan sampai golput,” papar dosen UIN Jakarta ini.
Pak Din, demikian dia biasa dipanggil, memberikan dua pendekatan dalam menentukan pilihan dalam Pemilu. ”Pertama, pendekatan ruhiyah atau spiritual yakni memilih dengan hati nurani. Kedua, pendekatan aqliyah atau pikiran yaitu memilih secara rasional berdasarkan kondisi saat ini,” katanya.
Karena itu dia berpesan agar menggunakan hak pilih dengan cerdas dalam menentukan pasangan calon presiden. Pilih paslon yang memperjuangkan kedaulatan negara baik secara politik, ekonomi maupun budaya. Lebih penting lagi adalah yang memperjuangkan Islam.
”Jangan sampai tertipu seperti membeli kucing dalam karung. Terpengaruh oleh opini, hanya pencitraan, iklan, baliho dan hasil survei. Tapi gunakanlah pengetahuan untuk menentukan pilihan dengan haqqul yakin,” tuturnya.
Menukil pepatah Arab yakfi lil ‘aqil isyarah, Din mengatakan,”Kalau berbicara dengan orang cerdas, maka isyarat saja sudah cukup.” Ucapan itu disambut tawa dan tepuk tangan gemuruh semua yang hadir. (Juni Muslimin)