PWMU.CO-Kamis (28/3/2019), suara sirine meraung-raung di SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi. Warga sekolah segera keluar kelas menyelamatkan diri.
Siswa di lantai dua berjalan cepat mengikuti panduan dari wali kelas. Mereka berlari melewati jalur evakuasi. Menuruni tangga dengan cepat. Menuju titik kumpul di halaman sekolah.
Dua jalur evakuasi lantai atas terletak di sisi utara dan selatan. Melalui jalur anak tangga. ”Lindungi kepala, gunakan tas sebagai alat pelindung,” teriak ustadz dan ustadzah memberi instruksi ketika mendampingi muridnya.
Siswa yang berada di kelas bawah merasa tegang. Beberapa siswa putri ada yang menangis. Karena merasakan begitu dramatisnya latihan evakuasi bencana ini.
Latihan tanggap darurat bencana ini bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), MDMC, dan Korp Penanggulangan Bencana Kwarda Hizbul Wathan Banyuwangi. Diikuti oleh siswa kelas 1 sampai kelas 5 dan didampingi oleh seluruh wali kelas dan Ketua Ikwam.
Kepala SD Muhammadiyah 1 Banyuwangi Yudha Asbudin mengatakan, tujuan acara ini untuk mengedukasi siswa di sela waktu menunggu penerimaan rapor tengah semester.
”Pemahaman dan pengetahuan sejak dini bagi anak-anak menghadapi bencana sangat perlu diajarkan. Minimal mereka bisa mengerti apa saja yang harus dilakukan saat nantinya bencana benar-benar terjadi,” katanya.
Dalam simulasi juga diberikan materi trauma healing. Anak-anak diajak bersenang-senang dengan permainan. Menyanyikan lagu berjudul Kalau Ada Gempa. Iramanya seperti lagu Potong Bebek Angsa. Lagu kedua Marina Menari membuat anak-anak gembira.
Game-game berupa pertanyaan seputar materi kebencanaan berbuah hadiah. Hadiah yang diberikan berupa alat tulis, kaos, tas dan peralatan makan menumbuhkan semangat anak-anak menjawab.
”Asyik, aku dapat tas. Aku bisa jawab apa bencana itu dan kepanjangan dari BPBD,” ungkap Amira Arnis, siswa kelas 4 Ibnu Rusdi dengan menunjukkan raut wajah bangga. (Yulia)