PWMU.CO – Pendidikan dewasa ini hanya mencerdaskan intelektual. Tetapi kurang menyentuh kepada aspek-aspek ruhaniah atau batiniah anak. Banyak anak yang pandai, tetapi tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan. Bahkan banyak di antaranya tidak memiliki sopan santun kepada orang lain. Terutama kepada orang yang lebih dituakan.
”Pendidikan tidak hanya berorientasi pada fisik semata. Tetapi aspek ruhani perlu juga dicerdaskan. Sehingga anak tumbuh menjadi generasi yang memiliki kepekaan sosial,” kata Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Muhammad Sholihin dalam prosesi wisuda (purna siswa) Perguruan Muhammadiyah Payaman Solokuro, Kabupaten Lamongan, Kamis 2/6).
(Baca: Keshalehan Intelektual Itu Puncak Derajat Iman Seseorang dan Dunia Anak adalah Bermain, Didiklah Anak dengan Cara Bermain)
Lebih lanjut mantan kepala SDM 4 Pucang Surabaya ini menjelaskan pendidikan sebagaimana yang disampaikan Imam Al-Ghazali. Pertama, jangan membiasakan memberi makan anak dengan yang lezat-lezat saja. Kedua, jangan membiasakan memberi pakaian yang bagus-bagus (berlebihan) kepada anak. Ketiga, jangan membiasakan anak tidur ditempat yang empuk-empuk saja. Keempat, jangan mudah untuk menuruti permintaan anak. Dan kelima, jangan memarahi anak di depan orang lain.
”Ini perlu diterapkan di dalam keluarga dan masyarakat. Sehingga anak bisa tumbuh dengan sempurna dan menjadi harapan bagi masyarakat dan keluarga,” paparnya.
Ditambahkan Sholihin, inti pendidikan yang ditekankan oleh Imam Al- Ghozali adalah supaya anak tidak menjadi sombong dan rapuh mentalnya. ”Mengapa sekarang ini banyak korupsi? Salah satu penyebabnya adalah anak selalu dibiasakan mendapatkan segala sesuatu dengan mudah tanpa ada perjuangan. Sehingga kelak menjadi pejabat juga demikian. Ingin mendapatkan kekayaan dengan cara yang mudah. Walaupun itu merugikan orang dan melanggar hukum dan agama,” tandasnya.
(Baca juga: 3 Inti dalam ber-Islam)
Sementara Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Payaman, Habib Sholeh mengatakan, saat ini Muhammadiyah mengalami krisis kader pimpinan dan ulama. Terutama di PRM Payaman. “Sebenarnya kami sudah mengajukan ijin untuk pendirian Pondok Pesantren Muhammadiyah. Hanya saja persoalannya kita butuh Kyai yang mumpuni untuk menjadi pengasuhnya,” ujar Habib berharap kepada Majelis Tabligh PWM Jatim agar dapat membantu mencarikan solusinya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Madrasah Aliyah Muhammadiyah Payaman Afif Musthofa mengatakan, mendidik anak perlu kerjasama yang menggembirakan dan menyenangkan anak dan wali murid. ”Bila kerjasamanya sudah menyenangkan, maka hasilnya akan maksimal dan memuaskan semua pihak,” Afif mencontohkan seperti orang yang sedang asyik melihat TV, meskipun ada tamu kadang tidak dihiraukan. Karena acaranya menarik. (aan)