PWMU.CO– Pimpinan Cabang Muhammadiyah ( PCM ) Pare Kediri mengadakan kajian rutin Ahad pagi di Klinik Siti Fatimah Jl. A. Yani 43 A, Ahad (28/4/2019). Kali ini mengundang Ustadz Hamam Tantowi.
Mengawali ceramahnya, Ustadz Hamam Tantowi mengutip surat Saba, bekerjalah wahai keluarga Daud sebagai perwujudan rasa syukurmu kepada Allah.
Nabi Daud as, kata Ustadz Hamam, seorang rasul juga ahli membuat senjata dan baju perang dari besi. Jadi teknologi saat itu sudah luar biasa. ”Baju-baju perang beliau yang mendesain,” ujarnya.
Selain itu, sambung dia, Nabi Daud memakan makanan dari hasil jerih payahnya, sehingga Rasulullah saw mengatakan, tirulah Nabi Daud. Beliau makan dari jerih payah tangannya sendiri.
Maka dalam hadits lain Rasulullah mengajarkan, sebaik-baik makanan yang dikonsumsi oleh seseorang adalah dari usahanya , bukan dari meminta-minta. ”Karena dari pekerjaannya itulah anak mereka tumbuh, dari hasil usaha orang tua,” tuturnya.
Berdasarkan hadits ini, kata dia, Syekh Albani mengatakan, manusia itu tidak mendapatkan apa-apa kecuali apa yang telah ia usahakan.
Contoh, kita sekarang ini belajar menghadiri pengajian. Kita dapat pahala, maka otomatis orang tua kita juga mendapatkan pahala. Baik orang tua kita masih hidup atau pun sudah meninggal dunia.
”Melakukan shalat lima waktu dapat pahala. Orang tua kita otomatis juga mendapatkan pahala, sebanyak yang kita lakukan, tanpa mengurangi pahala kita sedikitpun,” rtandasnya.
Hamam Tantowi kemudian menjelaskan tentang syukur bukan semata memperbanyak ucapan alhamdulillahi robbil alamin. Tapi kemudian menjalankan kewajiban yang diperintah Allah seperti shalat.
”Nabi Muhammad itu sudah jelas masuk surga tetapi tetap saja shalat malam,” ujarnya. ”Ketika ditanya istrinya, Nabi balik bertanya, apakah tidak boleh saya menjadi hamba yang bersyukur ? “
Jadi, sambung dia, bersyukur itu bermakna memperbanyak ibadah seperti shalat di luar shalat wajib. Demikian pula bekerja termasuk ibadah jika niatnya benar. Bekerja juga perwujudan dari rasa syukur kita kepada Allah.
”Rasa syukurnya dengan bekerja keras. Ada hadits menyebutkan, siapa saja yang sore hari itu payah karena kerja pada siang harinya, pada saat itu bisa diampuni,” tuturnya.
Jadi setiap muslim harus mempunyai etos kerja yang baik. Jangan hanya kerja keras kalau di depan sang bos. Jangan iri karena tolah-toleh kanan kiri. ”Wong podo bayarane lha opo kerja keras,” katanya. (Dahlansae)