PWMU.CO – Kesibukan warga di pasar tradisional Gresik, Jumat (3/5/19) pagi begitu terasa di sepanjang jalan, saat rombongan siswa SD Muhammadiyah Manyar (SDMM) Gresik tiba di sana.
Beberapa kedai makanan khas Gresik mulai buka, begitu juga dengan toko-toko kelontong dan sembako. Jika bertemu satu sama lain, warga tampak saling menyapa. Seperti sudah kenal sebelumnya. Matahari yang belum terlalu terik membuat para pedagang dan pembeli di pasar terlihat lebih bersemangat.
Suasana riuh tampak di depan mata saat masuk ke dalam pasar. Beberapa pedagang juga sibuk menawarkan dagangannya. Sebagian pembeli pun mencoba menawar harga.
“Assalamualaikum Bu, selamat menyambut Ramadhan,” ujar Anindhira Diyanah Bahtiar, siswa kelas IV Asia sembari membagikan lembar jadwal imsakiyah dan stiker Ramadhan.
Dhira, sapaannya, datang ke pasar bersama 11 temannya serta empat guru pendamping. Mereka ingin mengajak warga untuk bersiap dan senang menyambut Ramadhan yang akan datang tiga hari lagi. Mereka membagikan 200 lembar jadwal imsakiyah dan stiker Ramadhan kepada warga.
“Banyak yang suka dikasih, tapi ada satu yang gak mau dikasih,” ujar M Hanifan Khairrizki, siswa kelas V Ibnu Mas’ud usai bertugas. Meski demikian, mereka terlihat bersemangat menyapa pengunjung pasar hingga lembaran yang dibawanya habis.
Salah satu pembeli, Laya, mengaku teringat cucunya saat salah satu siswa SDMM menyapanya. “Ingat cucu. Ikut bangga saya. Sopan-sopan anaknya,” ungkapnya sambil membawa tas jinjing.
Laya datang ke pasar juga akan membeli beberapa bahan kebutuhan rumah tangganya untuk persiapan Ramadhan. “Ada doa berbuka juga di jadwalnya. Makasih ya, jadi bisa ditempel di rumah,” ujarnya tersenyum.
Tak hanya di pasar tradisional Gresik, 12 siswa lain juga melakukan Syiar Ramadhan 1440 H di Alun-Alun Gresik. Di tempat yang baru selesai dipugar ini, peserta bertemu dengan beberapa pengunjung yang tak hanya asli Gresik.
Seperti Muhammad Idris yang mengaku senang dan terkesan dengan apa yang dilakukan siswa SDMM. “Mereka berani ya bagi-bagi imsakiyah, biasanya anak SD itu malu-malu,” ujarnya pria asal Kalimantan itu.
Idris—sapaannya—datang ke Alun-Alun Gresik karena panasaran usai dipugar. Ia juga berterima kasih karena diingatkan untuk bersiap menyambut Ramadhan. “Dengan imsakiyah ini saya akan lebih siap lagi menghadapi Ramadhan,” ungkapnya.
Usai melaksanakan tugasnya, 12 siswa SDMM tidak bergegas kembali ke sekolah. Didampingi tiga guru, mereka memungut sampah yang ada di sana. Dua siswa mendapat satu kantong plastik untuk diisi sampah.
Nasywa Tsabita, siswa kelas V Ibnu Mas’ud sangat menyayangkan ada banyak sampah di alun-alun. “Banyak botol dan plastik sisa makanan,” ujarnya di sela memungut sampah.
Nasya, sapaannya, merasa senang menjadi bagian dalam membersihkan lingkungan. “Ini pertama kalinya saya ke alun-alun yang baru. Sekarang lebih indah ketimbang yang sebelum dibangun,” kata dia.
Kegiatan bersih-bersih ini juga mendapat apresiasi dari Satria, pria paruh baya yang ternyata Pimpinan Ranting Muhammadiyah Kauman Gresik. Ia kebetulan ada di sana saat siswa SDMM memungut sampah. Ia bahkan sempat menyapa salah satu siswa SDMM dan menanyakan pendiri Muhammadiyah serta nama aslinya. Mendengar jawaban benar anak-anak, ia pun tersenyum bangga. “Semoga kelak menjadi aktivis yang berguna,” harapnya.
Sementara itu, 12 siswa lain juga melakukan syiar di perempatan Giant GKB Gresik, tak jauh dari lokasi SDMM. Saat lampu merah menyala, mereka membagikan lembar jadwal imsakiyah dan stiker Ramadhan. Sama seperti di Pasar Tradisional dan Alun-Alun Gresik, kegiatan syiar juga berjalan lancar di perempatan Giant GKB.
Kemeriahan sambut Ramadhan 1440 H juga dirayakan keluarga besar sekola Islam terbaik di Gresik itu dengan Pawai Ramadhan. Diikuti seluruh siswa kelas I hingga IV dengan aksesoris dan berbagai poster menarik, pawai ini membawa pesan damai menyambut Ramadhan.
Rute pawai ini bermula dari SDMM menuju Jalan Sawit, Jalan Brotonegoro, Jalan Kalimantan, Jalan Banjarbaru, dan berakhir di sekolah lagi.
Kepala SDMM Ahmad Faizun SSos berharap semua siswanya belajar berpuasa yang lebih baik dari sebelumnya. “Dan belajar bersyukur karena daerah tinggal kita tidak dilanda banjir seperti di Gresik Selatan,” pesannya. (Vita/ZAW/Tiwi)