PWMU. CO-Ada-ada saja cara Ketua Dewan Dakwah Indonesia ( DDII) Malang Ir Andri Kurniawan MAg mencari persamaan lembaga survei quick count dengan peristiwa sejarah masa lalu.
Menurut dia, sejumlah lembaga survei Pemilu 2019 mirip kisah zaman Firaun mengerahkan jagoan tukang sihir dengan bayaran mahal asal bisa mengalahkan mukjizat Nabi Musa.
Hal itu disampaikan Andri Kurniawan dalam Kajian 22 bertempat di Rumah Makan 22 Pare Kediri, Kamis (2/5/2019). Kajian dihadiri oleh seluruh Pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Kabupaten Kediri, Pimpinan Aisyiyah dan seluruh Ortom.
Dia mengatakan, sejumlah lembaga survei telah mengumumkan hasilnya di TV. Berdasarkan quick count itu, Pemilu Presiden 2019 dimenangkan oleh paslon 01.
Menurut dia, setelah membaca Alquran ternyata lembaga survei itu kerjanya mirip tukang sihir bayaran Firaun. Seperti digambarkan dalam surat Al A’raf ayat 116. ”(Musa) menjawab , lemparkanlah, maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak, dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang menakjubkan hebatnya.”
Sejarah ribuan tahun itu, kata dia, terulang di Indonesia. Tukang sihir zaman Firaun itu sama dan sebangun dengan lembaga -lembaga survei di Indonesia. Hasil quick count itu seperti sihir yang membuat terkejut banyak orang.
Lembaga survei itu juga dibayar mahal. Tapi hasilnya pun bukan kepastian karena survei itu hanya mengambil beberapa sampel. Bahkan di beberapa daerah, survei itu tidak cocok dengan real count. Seperti di Bengkulu yangternyatahanya mengambil sembilan TPS. (Dahlansae)