PWMU.CO-Syukur itu ibadah yang harus dilakukan selama 24 jam. Berbeda dengan sholat, sekali salam hanya butuh lima menit dan selesai. Syukur dikerjakan setiap waktu dan yang paling sederhana adalah dengan ucapan hamdalah.
Hal itu disampaikan Drs Achmad Anas MA dari Mojokerto dalam Kajian Ahad Pagi yang digelar PCM Wringinanom di halaman SD Muhammadiyah, Ahad (12/5/2019).
“Barang siapa tidak menyukuri yang sedikit, ia akan sulit menyukuri yang banyak,” kata pengasuh Panti Asuhan Al Muqorobin itu mengutip hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Anas melanjutkan, apa yang kita miliki harusnya menjadi modal untuk bersyukur. Tidak usah neko-neko. ”Lalar gawe, lapo gawe dilalar-lalar iku!”
”Wong umume ngono? Yo ojo digawe ngono.” Sontak jamaah menjadi geeerr mendengar penjelasan ustadz yang dijuluki Supali itu.
Menurut dia, ada dua karakter orang yang bertakwa. Pertama, menyikapi segala sesuatu yang diturunkan Allah sebagai kebaikan.
Dia mengutip firman Allah surat an Nahl: 30. Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa, apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab, kebaikan.
”Seperti seorang ibu yang suka rujak pedas. Suaminya pulang membawa rujak pedas sudah pasti akan senang. Kok isok? Yo isok, tumbu oleh tutup, klop,” sambungnya. ”Coba kalo yang dibawa itu rujak yang bumbunya hambar, seneng gak? Ya pasti ngomel.”
Orang bertakwa akan melakukan segala sesuatu atas dasar cinta kepada Allah. ”Sama halnya ketika puasa. Meski cuaca panas, lapar dan dahaga tetap dilakukan karena cinta kepada Allah,” tuturnya.
Kedua, jika dibayangi pikiran jahat langsung ingat Allah. Dia mengutip surat Al Araf ayat 20. ”Sesungguhnya orang yang bertakwa apabila mereka dibayang-bayangi pikiran jahat dari setan, mereka pun segera ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat (kesalahannya).”
Dia menjelaskan ayat tersebut di awali dengan harfu taukid yang mempunyai maksud penekanan. ”Sama halnya jika istri berbicara dengan kata saktemene, ngono iku rungokno, berarti ono sing penting,” jelasnya.
”Pak! Pernah ndak disenggol setan? Yo gak pernahlah wong pean koncone. Sesama supir becak tidak boleh mendahului,” candanya disambung tawa jamaah.
Dia mencontohkan, jika laki-laki melihat seorang perempuan yang bukan istrinya. Jangan diteruskan ”Ngono iku setan, kudu eling sing nang omah,” kata dia menerangkan.
Kata dia, inilah pentingnya membaca Alquran sak maknane bukan moco Quran sak berkate. Jadi ngerti, bagaimana karakter orang yang bertakwa itu.
Dalam pengajian ini jamaah diberi oleh sebungkus sayuran berisi wortel, kubis, buncis, terong, jagung dan kacang panjang. Sebagai ganti konsumsi yang biasa tersedia jika di luar bulan Ramadhan. (Abi/Ummu Aida)