PWMU.CO – Hujan deras disertai angin tidak menghalangi para jamaah putri Masjid Assholah Roghibatul Jinan, Songowareng, Kecamatan Bluluk, Kabupaten Lamongan, untuk hadir memenuhi panggilan adzan Isyak, Kamis (9/5/19).
Masjid Muhammadiyah ini memang didominasi oleh para akhwat alias jamaah peempuann. Hampir tiga shaf (baris) diisi oleh ibu-ibu yang rata-rata berusia di atas 50 tahun.
Tidak banyak yang tahu bahwa di masjid ini tiap malam ada aktivitas mengaji khusus ibu-ibu berusia lanjut. Dan di bulan Ramadhan ini, semangatnya tidak kendor.
Saat PWMU.CO berkunjung di masjid ini, lantunan huruf-huruf hijaiyah mengalir dari lisan-lisan yang sudah keluh. Suara-suara serak menghiasi malam.
Taman Pendidikan Alquran (TPA) Lansia Aisyiyah milik Pimpinan Cabang Aisyiyah Bluluk didirikan sejak tahun 2012 itu kini memiliki 22 santri.
Pengasuh TPA Diana Mufidati menyampaikan, keinginan untuk bisa membaca Alquran berasal dari para jamaah sendiri. “Mereka termotivasi dengan ceramah para ustadz yang mengatakan bahwa siapa yang membaca Alquran akan mendapat syafaat di akhirat,” ujarnya.
Diana mengatakan, dia merasakan teruji kesabarannya ketika membimbing ibu-ibu yang mulai nol tidak mengenal huruf Hijaiyah itu. “Untuk bisa menamatkan satu halaman, harus menempuh waktu 1-2 bulan. Butuh ketelatenan tingkat tinggi, tapi kami merasa senang dan bahagia,” tutur mantan Ketua Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah Lamongan dua periode ini.
Diana membimbing ibu-ibu ansia itu dengan bantuan Evilia Susanti, lulusan Fakultas Ushuluddin Universitas Muhammadiyah Surabaya tahun lulus 2015.
Hingga kini, sambungnya, tujuh orang telah fasih membaca Alquran. “Dari tujuh orang santri awal ini, akhirnya diikuti jamaah lain, karena mereka terkesima dengan bacaan Alquran saat tadarrus,” kata Sekretaris Pimpinan Daerah Aisyiyah periode 2010-2015 itu.
Dia mengungkapkan, Ngaminah (80) adalah satu di antara santri lansia yang lima tahun menjadi santri. “Beliau termasuk yang gigih ikut mengaji dan tidak pernah absen,” ujarnya.
Namun Allah menghendaki lain. Dia meninggal. Jatuh saat memberi makan ayam di rumah dan akhirnya jatuh sakit, sampai ajal menjemputnya Oktober 2018.
“Kepergian Mbah Ngaminah semakin memperkuat semangat ibu-ibu lain, agar jika ajal menemput, sudah bisa membaca Alquran,” kata Diana.
Alumni Ponpes Muhammadiyah Babat ini memaparkan, selain belajar membaca Alquran, santri manula ini juga dibimbing soal ibadah dan materi lain. Di antaranya tata cara wudlu dan gerakan shalat dan doanya, serta doa sehari-hari. (Mohamad Su’ud)