PWMU.CO-Wisuda Tahfidh angkatan ke-4 SD Muhammadiyah 1 Gresik (SD Mutu) menghadirkan pemateri Ustadz Fathin Masyhud Lc MHI MA, dosen Universitas Islam Negeri Surabaya.
Hadir pula salah satu nominator Tahfidh Indonesia 30 Juz RCTI tahun 2016 Achmad Fawwas yang juga menjadi narasumber dan uji keterampilan hafalan Quran. Fawwas adalah anak Ustadz Fathin Masyhud. Jadi bapak dan anak ini satu forum bicara tips menghafal Alquran.
Fathin Masyhud penggiat halafan Quran di Kabupaten Sidoarjo serta penulis buku best seller Rahasia Sukses 3 Hafizh Quran Cilik Mengguncang Dunia terbitan Zikrul Hakim 2016.
Ketua Penyelenggara Sahid SPdI menjelaskan, menghadirkan dua pembicara ini untuk memberi semangat kepada semua yang hadir pada acara Wisuda Tahfidh angkatan ke- 4 ini terdiri para santri, pembimbing tahfidh, dewan guru, wali murid semua.
”Kita berharap semuanya tetap istiqomah, semangat, mendukung, dan membina program tahfidh di SD Mutu ini semakin baik dan banyak prestasinya menghasil para hufadh dan generasi yang cinta Alquran,” katanya.
Sebelum diskusi, hadirin diminta memberi tantangan kepada Fawwas untuk sambung ayat. Beberapa hadirin membacakan sepotong ayat lantas Fawwas melanjutkan dengan sempurna. Bahkan dia bisa menjelaskan di juz mana letak ayat itu, nama surat , dan maknanya.
Empat hadirin yang menguji Fawwas diberi hadiah oleh Ustadz Fathin Masyhud buku Rahasia Sukses 3 Hafizh.
Acara disambung dengan diskusi. Ustadz Fathin menceritakan perjalanan hidupnya sampai bisa mengantarkan anaknya menjadi hufadh Alquran. Berawal dari rezeki dari Allah yang memberi kesempatan dia bersama istrinya mendapat beasiswa kuliah di Mesir.
Fawwas lahir di Kairo. Orangtua ini ingin anaknya sebagai penghafal Alquran, maka Fawwas disekolahkan di Markaz Tabarak Kota Tanta Mesir.
”Markaz Tabarak didirikan oleh Dr Kamil el-Laboody. Kamil punya tiga anak yang hafal Alquran. Keluarga Kamil dan anaknya inilah yang menginspirasi saya menulis buku,” ujar Fathin.
Dia menjelaskan, kunci sukses mengantarkan anak-anak menjadi penghafal Alquran ada sembilan. Pertama, niat ikhlas. ”Semakin banyak niat yang ikhlas, maka semakin banyak kebaikan yang kembali kepada kita,” katanya.
Kedua, perencanaan yang matang mulai sejak kehamilan. ”Sejak masih janin dalam kandungan sering diperdengarkan lantunan Alquran,” sambungnya.
Ketiga, memberi makanan yang cukup dan bergizi. Keempat, aksi dan komitmen yang kua. Kelima, selalu mendokumentasi prestasi hafalan Alquran.
Keenam, memberi reward sebagai motivasi dalam menghafal. Reward bisa berupa verbal, yaitu ungkapan kalimat penghargaan dan penyemangat.
Ketujuh, talqin dan tasmi sebanyak 20 kali. Kedelapan, memilih waktu yang baik untuk proses menghafal. Terakhir kesembilan, takwa dan tawakkal. (Lilik Isnawati)