Gagasan membangun peradaban bangsa terus bergulir di tengah kondisi dunia yang mengalami ketidakpastian sebagai dampak dari kerusakan peradaban dunia, seperti terjadinya kebiadaban Israel terhadap Palestina hingga kini. Dunia harus bangkit melawan kezaliman Israel.
Hal ini disampaikan Dr. Amirsyah Tambunan, Sekjen MUI, di tengah berlangsungnya dialog peradaban di Institut Kefahaman Islam Malaysia (IKIM), bekerja sama dengan International Institute of Advanced Islamic Studies (IAIS) Malaysia, (21-24/8/2025)/
Acara ini dipimpin oleh Prof Dr HM Din Syamsuddin sebagai pimpinan delegasi sekaligus Ketua Pengarah CDCC. Delegasi dari para cendekiawan Malaysia dan Indonesia secara keseluruhan berjumlah 99 orang.
Acara diresmikan oleh Perdana Menteri (Hal Ehwal Agama) Dato’ Setia Dr. Moh. Na’im Mokhtar, yang menyatakan bahwa konsep Madani yang diperkenalkan Perdana Menteri Datuk Seri Anwar Ibrahim merupakan kesinambungan cita-cita para ulama dan cendekiawan Islam dengan fokus membangun masyarakat berakhlak.
Yang mengemuka dalam Dialog Peradaban antara Bangsa, khususnya antara Indonesia dan Malaysia, dipimpin oleh Prof Dr HM Din Syamsuddin. Hadir pembicara dari Indonesia antara lain: Prof Fasli Djalal, Prof Dr Siti Zuhroh, Prof Dr Amin Abdullah, dan Pipit A Rifai Hasan.
Dialog yang diinisiasi Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) ini dilaksanakan dalam rangka memperkuat Majelis Cendekiawan Madani Malaysia–Indonesia (Malindo Madani). Dalam dialog tersebut disepakati beberapa rekomendasi, antara lain:
- Memperkuat hubungan persahabatan negara serumpun yang memiliki kesamaan agama, bahasa, etnis, dan budaya.
- Perlunya penguatan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan dari jenjang dasar hingga perguruan tinggi.
- Memperkuat basis dakwah untuk mencerahkan dan mencerdaskan umat.
- Memperkuat nilai-nilai Islam dalam pengembangan keuangan dan privates sejalan dengan nilai Islam guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat Madani.
- Memperkuat tradisi Islam dalam pengembangan peradaban dengan menegakkan etika dan akhlak Islam dalam keluarga dan masyarakat Madani, serta menjaga lingkungan hijau agar terhindar dari pemanasan global.
- Menjadikan nilai-nilai keadilan dan kebersamaan sebagai dasar membangun peradaban negara.
Sebaliknya, runtuhnya peradaban bangsa akan mengakibatkan kemunduran negara, karena etika dan moral bangsa mengalami kerusakan. Oleh sebab itu, majunya negara ditentukan oleh majunya peradaban bangsa.
Mengutip pendapat para ahli sejarah, peradaban suatu negara sangat dipengaruhi oleh kemajuan bangsa berdasarkan nilai-nilai Islam, seperti keadilan, kejujuran, dan kebersamaan. Hal ini terbukti terutama pada masa kejayaan (Golden Age of Islam) antara abad ke-8 hingga ke-14 M di Spanyol. Itu merupakan akar sejarah peradaban yang menjadi landasan nilai kemajuan dunia.
Kemajuan peradaban dunia ditandai dengan perkembangan signifikan di berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan (matematika, kedokteran, astronomi), ekonomi, seni, filsafat, dan tata pemerintahan, yang kemudian memberikan kontribusi besar bagi kemajuan dunia serta memengaruhi Renaisans Eropa.
“Sejarah ini akan dipergilirkan kepada berbagai negara Madani dengan majunya peradaban suatu bangsa,” pungkasnya.


0 Tanggapan
Empty Comments