Search
Menu
Mode Gelap

Bukan Main Game, tapi Bikin Game! Aksi Keren Coding Siswa Kelas 6 SD Mumtaz

Bukan Main Game, tapi Bikin Game! Aksi Keren Coding Siswa Kelas 6 SD Mumtaz
Kegiatan presentasi games coding. Foto: Istimewa/PWMU.CO
pwmu.co -

Aula SD Muhammadiyah 1 Taman tampak berbeda dari biasanya pada Selasa–Rabu (16–17/12/2025). Suasana dipenuhi semangat, antusiasme, dan rasa bangga para siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman yang mengikuti kegiatan presentasi coding. Kegiatan ini menjadi puncak pembelajaran praktik lintas bidang yang telah dijalani siswa selama satu semester.

Presentasi coding dirancang sebagai sarana bagi siswa untuk menampilkan hasil belajar dalam bentuk karya nyata. Tidak hanya berfokus pada teori, pembelajaran coding diarahkan pada praktik langsung melalui pembuatan game. Melalui kegiatan tersebut, siswa belajar menuangkan ide, menyusun alur, serta menggabungkan logika dan kreativitas dalam sebuah karya digital.

Proyek coding kelas 6 dikerjakan secara berkelompok. Setiap kelas dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok siswa laki-laki dan perempuan, yang kemudian dinilai dan dilombakan secara terpisah. Pembagian ini bertujuan melatih kerja sama, kekompakan, serta memberikan kesempatan yang seimbang bagi setiap siswa untuk berperan aktif.

Selama satu semester, siswa dibimbing mengenal konsep dasar coding, mencoba berbagai perintah, hingga mengembangkan ide menjadi permainan sederhana. Pada tahap akhir, siswa diperbolehkan mencari referensi dari internet sebagai sumber inspirasi. Meski demikian, guru tetap menekankan pentingnya kreativitas dan orisinalitas agar game yang dihasilkan mencerminkan ide dan karakter siswa.

Kegiatan presentasi berlangsung dengan penuh antusias. Setiap kelompok memaparkan konsep permainan, tujuan game, alur cerita, serta cara kerja program yang dibuat. Beberapa kelompok juga mendemonstrasikan langsung game hasil karya mereka di hadapan guru dan teman-teman. Keberanian siswa dalam menyampaikan ide dan menjawab pertanyaan menjadi bagian penting dari proses pembelajaran.

Penilaian dilakukan oleh tim juri dengan memperhatikan tiga kriteria utama, yaitu kreativitas, keestetikan, dan rasa percaya diri. Kreativitas dinilai dari keunikan ide dan pengembangan konsep, keestetikan dari tampilan visual dan kerapian desain, serta percaya diri dari kemampuan siswa mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan karyanya.

Hasil karya para siswa mendapat apresiasi tinggi dari para guru. Game yang ditampilkan dinilai menarik dan inovatif, dengan ciri khas masing-masing kelompok. Bahkan, kualitas karya yang dihasilkan membuat tim juri cukup kesulitan menentukan pemenang karena hampir seluruh kelompok menunjukkan kemampuan terbaiknya.

Guru coding kelas 6, Muhammad ‘Alin ‘Akifan, S.Kom., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk pembelajaran praktik untuk melatih cara berpikir siswa.

“Melalui pembuatan game, anak-anak belajar berpikir kritis dan logis, menyusun alur, memecahkan masalah, serta bekerja sama dalam kelompok. Ini proses belajar yang sangat penting bagi perkembangan mereka,” ujarnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Ia menambahkan bahwa pembelajaran coding tidak hanya bertujuan agar siswa mampu menggunakan teknologi, tetapi juga membentuk karakter kreatif, tekun, dan bertanggung jawab. Proses mencoba, gagal, lalu memperbaiki menjadi pengalaman belajar yang berharga.

Antusiasme siswa terlihat dari berbagai tanggapan positif. Salah satu siswa kelas 6, Aldebaran Nabhan, mengaku kegiatan tersebut sangat menyenangkan dan menantang.

“Seru sekali karena kami harus kerja kelompok membuat game supaya bisa menang. Kami belajar berdiskusi, berbagi tugas, dan saling membantu,” ungkapnya.

Hal serupa disampaikan Ezio Muhammad, siswa kelas 6 yang kelompoknya meraih juara pertama. Ia mengaku bangga dengan hasil kerja timnya.
“Senang sekali karena kelas saya mendapatkan juara satu. Kami bangga karena game yang kami buat dinilai baik oleh guru,” tuturnya.

Pengumuman pemenang dilakukan pada Rabu (17/12/2025) dan disambut tepuk tangan serta sorak kegembiraan siswa. Meski tidak semua kelompok menjadi juara, suasana tetap hangat dan penuh apresiasi. Setiap karya dihargai sebagai hasil proses belajar yang panjang dan bermakna.

Melalui kegiatan presentasi coding ini, SD Muhammadiyah 1 dan 2 Taman menegaskan komitmennya menghadirkan pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman. Coding tidak hanya diajarkan sebagai keterampilan teknologi, tetapi juga sebagai sarana melatih kreativitas, kerja sama, keberanian, serta kemampuan berpikir logis siswa sebagai bekal melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments