Senin–Rabu (15–17/12/2025) menjadi agenda penting bagi siswa SMP Muhammadiyah 17 Laren. Sekolah yang berada di bantaran Bengawan Solo ini kembali menggelar Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) sebagai pembekalan kepemimpinan pasca Musyawarah Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).
Kegiatan yang telah berlangsung puluhan tahun ini bukan sekadar rutinitas tahunan. LDKS menjadi ruang strategis untuk menanamkan nilai kepemimpinan, karakter, dan integritas kepada para kader pelajar Muhammadiyah.
LDKS dilaksanakan usai ulangan semester ganjil dan tahun ini bertempat di Kebun Leha-Leha, Paciran, dengan mengusung tema “Membentuk Pemimpin Muslim Berkemajuan, Berkarakter, dan Berintegritas.”
Pelatihan kepemimpinan dikemas dalam bentuk perkemahan. Terdapat tiga tenda putra, tiga tenda putri, tiga tenda pembina, serta satu tenda induk. Kibaran bendera hijau-kuning menegaskan bahwa kawasan Leha-Leha tengah menjadi arena kegiatan Hizbul Wathan (HW).
Sejak pagi hari, peserta telah melakukan persiapan yang dilanjutkan dengan pembukaan LDKS. Wakil Kepala Sekolah, H. Mujiono, S.Pd, dalam sambutannya menegaskan bahwa membentuk karakter kepemimpinan siswa bukanlah perkara instan.
“Membentuk karakter siswa SMP Muhammadiyah 17 Laren tidak semudah membalikkan telapak tangan. Selain rutinitas latihan Hizbul Wathan setiap pekan, diperlukan pembekalan kepemimpinan yang lebih intensif melalui LDKS. Maka manfaatkan kesempatan baik ini dengan sungguh-sungguh,” pesannya penuh antusias.
Mencetak Pemimpin, Bukan Sekadar Menggugurkan Agenda
SMP Muhammadiyah 17 Laren menegaskan bahwa LDKS tidak dilaksanakan sekadar menggugurkan program. Ada ikhtiar serius untuk melahirkan pemimpin pelajar yang berkualitas. Setidaknya terdapat dua faktor utama yang menjadi penunjang keberhasilan kegiatan ini.
1. Kolaborasi Guru-Guru Muda
Dedikasi, sinergi, dan kolaborasi guru-guru muda menjadi kunci sukses LDKS. Nama-nama seperti Shohib Zainudin, Nuhi Dhuha Qoribullah, Ihsanul Habib, Windy Zaurotun, Mafatihatul Husniyah, Fiki Fathy Izzatillah, Fatin Farhanah, Fitri Ulandhari, Ony, dan Belina Maulida menunjukkan kinerja optimal sesuai bidang keahlian masing-masing.
Mulai dari penguasaan ke-Hizbul Wathan-an, leadership, pengalaman lapangan, hingga administrasi dan pelaporan, semuanya berjalan solid. Satu hal yang patut diapresiasi, para pembina LDKS menunjukkan ketaatan penuh terhadap arahan Kepala Sekolah.
2. Pendekatan Emosional kepada Peserta
Pembina Hizbul Wathan senior, Ahmad Ikhwan, membagikan empat pendekatan emosional dalam membentuk karakter kepemimpinan siswa.
Kesatu, menyentuh titik lemah siswa dengan memahami isi hati dan perasaan mereka. Ketika hati telah tersentuh, tindakan lahir bukan karena keterpaksaan, melainkan keikhlasan.
Kedua, menanamkan keyakinan bahwa Allah Maha Penyayang dan setiap manusia telah dianugerahi potensi sejak lahir. Peran guru di sekolah sangat penting untuk menumbuhkan potensi tersebut.
Ketiga, menumbuhkan rasa percaya diri. Kemampuan siswa harus digali dan kemauan mereka ditanamkan. Keberanian dan kebiasaan berkarya perlu dilatih, sebab siswa bisa karena terbiasa.
Keempat, menyadarkan bahwa siswalah yang harus aktif menyerap ilmu. Guru bukan sekadar menuangkan pengetahuan, melainkan membimbing. Jadilah timba yang mencari sumur, bukan sebaliknya.
Salah satu kegiatan utama LDKS adalah jelajah medan. Menurut Ahmad Ikhwan, kegiatan ini merupakan miniatur perjalanan hidup manusia yang sarat dengan ujian dan rintangan.
“Jelajah medan mengajarkan bahwa hidup tidak selalu mudah. Berbahagialah manusia yang berbekal sabar, iman, dan tawakal,” ujar pria kelahiran Tuban tersebut.
Harapan Ketua IPM Terpilih
Ketua IPM terpilih periode 2026, Hendy Ananta, mengakui bahwa amanah sebagai ketua merupakan tantangan tersendiri.
“Semoga dengan adanya LDKS ini, kami bisa menjalankan tugas dan amanah organisasi dengan sebaik-baiknya,” ujar siswa kelas VIII tersebut.
Rabu sore (17/12/2025) pukul 15.00 WIB, LDKS resmi ditutup. Penutupan ditandai dengan agenda penting berupa pelantikan pengurus IPM, disambut rasa lega sekaligus bangga oleh seluruh peserta.
Kepala SMP Muhammadiyah 17 Laren dalam sambutan penutupnya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada peserta, pembina, dan guru pendamping.
“Saya berharap nilai disiplin, tanggung jawab, kerja sama, kemandirian, dan kasih sayang kepada sesama yang diajarkan dalam LDKS ini benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya kepada seluruh siswa. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments