Search
Menu
Mode Gelap

Dari Al-Ma’un ke Aksi Nyata: Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial

Dari Al-Ma’un ke Aksi Nyata: Muhammadiyah sebagai Gerakan Sosial
Adinda Ivadatul Afifah kontributor muda pwmu (Foto: Adinda/PWMU.CO)
Oleh : Adinda Ivadatul Afifah Mahasiswi aktif Universitas Muhammadiyah Gresik, Program Studi Akuntansi
pwmu.co -

Muhammadiyah dikenal sebagai salah satu gerakan Islam terbesar di Indonesia yang tidak hanya fokus pada dakwah spiritual, tetapi juga transformasi sosial. Gerakan ini berlandaskan nilai-nilai Islam yang memuliakan manusia, menolak ketimpangan, dan mendorong umat untuk peduli terhadap sesama.

Salah satu landasan penting gerakan sosial Muhammadiyah adalah Surah Al-Ma’un, yang menekankan kepedulian terhadap anak yatim dan fakir miskin. Ajaran ini berubah menjadi kesadaran sosial kolektif bahwa agama tidak hanya harus dihafal, tetapi juga diwujudkan dalam tindakan nyata.

Islam mengajarkan bahwa semua manusia memiliki kedudukan yang sama di mata Allah. Oleh karena itu, stratifikasi yang meminggirkan kaum lemah tidak dibenarkan.

Dalam Surat At-Taubah ayat 60, Islam memberikan perhatian khusus kepada fakir miskin dan anak yatim sebagai penerima zakat. Semangat ini menjadi pondasi bagi gerakan sosial Muhammadiyah yang mengutamakan pemberdayaan, bukan sekadar bantuan sementara.

Bentuk Gerakan Sosial Muhammadiyah

Kiprah Muhammadiyah sangat luas dan terstruktur. Beberapa bentuk kontribusinya antara lain:

  • Pendidikan: Mendirikan ribuan sekolah dan universitas sebagai sarana pemberdayaan umat.
  • Kesehatan: Mengelola jaringan rumah sakit dan klinik Muhammadiyah–Aisyiyah di seluruh Indonesia.
  • Ekonomi dan Kaderisasi: Membina masyarakat melalui pelatihan, pembiayaan mikro, dan sekolah kader yang mempersiapkan generasi penerus.
  • Kemanusiaan: Terlibat aktif dalam respons bencana melalui MDMC, bahkan hingga tingkat internasional.

Revitalisasi Gerakan: Menyegarkan Misi Sosial

Agar tetap relevan dengan perkembangan zaman, Muhammadiyah melakukan revitalisasi melalui beberapa aspek, seperti penegasan kembali nilai teologis, perbaikan organisasi, penguatan kepemimpinan, inovasi amal usaha, hingga optimalisasi model aksi sosial. Revitalisasi ini memastikan gerakan tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang mengikuti tantangan global.

Melalui Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM), Muhammadiyah mendorong kemandirian melalui berbagai program untuk petani, nelayan, perempuan, hingga daerah terpencil (3T). Aisyiyah sebagai organisasi perempuan turut berperan besar dalam penguatan pendidikan, ekonomi, dan sosial keluarga.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Pembentukan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) menjadi tonggak penting kiprah kemanusiaan Muhammadiyah di kancah nasional dan internasional.

Bahkan, pada tahun 2025, MDMC menjadi tim kesehatan darurat pertama di Indonesia yang terverifikasi WHO, menunjukkan kualitas pelayanan yang diakui dunia.

Komitmen Pelestarian Lingkungan

Pelestarian alam juga menjadi bagian dari misi Muhammadiyah sebagai bentuk amanah tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Program seperti Green Al-Ma’un, pengelolaan sampah, dan penghijauan kampus menjadi wujud nyata bahwa menjaga lingkungan merupakan bagian dari ibadah sosial dan nilai rahmatan lil ‘alamin.

Dakwah Muhammadiyah tidak berhenti di mimbar, tetapi masuk ke ruang kebijakan publik melalui LHKP. Prinsip amar ma’ruf nahi munkar diterjemahkan dalam advokasi pendidikan, kesehatan, demokrasi, hingga lingkungan demi tegaknya keadilan dan kemaslahatan umat.

Muhammadiyah bukan sekadar organisasi keagamaan, tetapi gerakan perubahan sosial yang berpijak pada nilai Islam berkemajuan. Kepedulian terhadap kemanusiaan, pendidikan, kesehatan, pemberdayaan ekonomi, lingkungan, dan kebijakan publik menunjukkan bahwa Islam sejati harus hadir dalam tindakan nyata, bukan hanya dalam ucapan.

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments