Guru dan karyawan SD Muhammadiyah 8, SD Muhammadiyah 18, SMP Muhammadiyah 10, dan SMA Muhammadiyah 7 berkumpul di Aula SD Muhammadiyah 8 Surabaya, Ahad (14/12/2025). Mereka mengikuti pembukaan rapat kerja (raker) bersama yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Dasar, Menengah, dan Pendidikan Nonformal (Dikdasmen dan PNF) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Mulyorejo.
Kegiatan ini menghadirkan Saijan, Kepala SD Muhammadiyah Sapen dan SD Muhammadiyah Nitikan Yogyakarta, dengan tema “Membangun Masa Depan yang Berkemajuan melalui Kolaborasi dan Sinergi Antar-AUM Mulyorejo.” Turut hadir Ketua Majelis Dikdasmen Kota Surabaya.
Acara diawali sambutan As’ad selaku anggota Majelis Dikdasmen PCM Mulyorejo, kemudian dilanjutkan pengarahan Ketua PCM Mulyorejo, Najib Sulhan. Dalam sambutannya, Najib menekankan pentingnya kesinambungan program antarsekolah Muhammadiyah di Mulyorejo.
“Raker ini harus mampu melahirkan program berkelanjutan dari SD Muhammadiyah hingga SMA Muhammadiyah 7. Selain itu, perlu sinergi yang kuat dan penciptaan program unggulan sebagai daya tarik pembeda,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Majelis Dikdasmen Kota Surabaya, Dicky Sadqomullah, sebelum membuka raker, mengingatkan bahwa raker bersama tidak sekadar duduk bersama, tetapi harus mampu menyatukan visi dan hati.
“Membangun sinergi dan kolaborasi harus berangkat dari niat yang tulus. Seperti barisan saf salat yang rapi, indah, dan patuh, tidak berjalan sendiri-sendiri,” ujarnya.
Pada sesi materi, Saijan memaparkan enam kunci kemajuan AUM pendidikan yang selama ini ia terapkan. Konsep tersebut terbukti berhasil saat ia memimpin SD Muhammadiyah Sapen Yogyakarta yang kini memiliki lebih dari 2.000 siswa. Bahkan, pendaftaran peserta didik baru telah inden hingga tahun 2031.
Saat ini, Saijan juga mengemban amanah sebagai Kepala SD Muhammadiyah Nitikan dan kembali menerapkan enam kunci tersebut dengan hasil pertumbuhan sekolah yang pesat.
“Untuk mengembangkan sekolah, pertama-tama mulailah dengan rasa syukur. Berapa pun jumlah siswa harus disyukuri. Ketika syukur dikedepankan, kesungguhan akan menghadirkan tambahan,” tuturnya.
Ia melanjutkan, kunci kedua adalah bermuhasabah atau introspeksi untuk menemukan kelemahan dan segera memperbaikinya. Ketiga, membangun branding sekolah melalui perubahan positif dan keunggulan pembeda. Keempat, memperkuat kolaborasi dan sinergi, baik internal maupun eksternal.
“Kunci kelima adalah fastabiqul khairat, yakni menyiapkan murid sebaik mungkin melalui pembinaan prestasi dan potensi. Keenam, melakukan pemasaran yang tepat dengan kemasan yang sesuai sasaran,” pungkasnya.


0 Tanggapan
Empty Comments