Search
Menu
Mode Gelap

Gema Gita Surya Kencana Menggetarkan Gelora Delta: Harmoni Cinta Negeri dari SD Mumtaz

Gema Gita Surya Kencana Menggetarkan Gelora Delta: Harmoni Cinta Negeri dari SD Mumtaz
Tampilan orkestra Gita Surya Kencana SD Mumtaz di PORRSMA XI (Heni Dwi Utami/PWMU.CO)
pwmu.co -

Riuh tepuk tangan membahana di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jumat (8/11/2025). Di tengah sorot lampu dan semangat PORRSMA XI, deretan siswa berseragam hitam dipadu rompi batik abu-tosca tampil anggun memegang biola, cello, flute, hingga klarinet.

Di hadapan mereka, berdiri tegap seorang konduktor muda—mengayun tangan bak penyair yang menulis puisi di udara.

Mereka adalah Gita Surya Kencana, orkestra kebanggaan SD Muhammadiyah 1 & 2 Taman (SD Mumtaz), yang kembali menorehkan kisah megah dalam perjalanan musik dan dakwah seni di lingkungan Muhammadiyah.

Dari ujung bow biola hingga hembusan lembut klarinet, mengalun tiga lagu penuh makna:

Negeriku karya Chrisye—lirih namun gagah, seolah mengingatkan bahwa cinta tanah air bukan sekadar kata, tetapi irama perjuangan.

Koyo Jogja Istimewa dari Ndarboy Genk—mendobrak suasana dengan semangat daerah yang hangat dan membumi.

Bangga Pemudi Pemuda—sebuah seruan lantang agar generasi muda terus menyalakan obor optimisme dan nasionalisme.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Dipandu harmoni 19 siswa kelas talent band, 3 pemain cello, 10 pemain pianika, 2 pemain flute, 3 pemain clarinet, 14 pemain violin, 3 pemain viola, 31 paduan suara, serta 1 penyanyi utama yang dipimpin oleh 1 conductor cilik, Gita Surya Kencana menghadirkan simfoni yang bukan hanya terdengar di telinga, tetapi juga menggema di hati.

Bukan kali pertama mereka membuat decak kagum. Rekor MURI ansambel dengan pemain musik terbanyak dimainkan anak SD, pernah mereka ukir—bukti bahwa semangat bermusik di SD Mumtaz bukan sekadar ekstrakurikuler, melainkan napas kreativitas dan dakwah kultural.

Di bawah bimbingan guru dan tentor yang penuh dedikasi, para siswa ini menjadikan nada sebagai bahasa persaudaraan, dan irama sebagai wujud cinta mereka kepada persyarikatan, bangsa, dan Allah SWT.

Tatkala lagu terakhir berakhir dan tangan konduktor berhenti berayun, suasana hening sesaat. Lalu gemuruh tepuk tangan membanjiri ruangan. Sebuah penghormatan untuk anak-anak bangsa yang tak hanya bermain musik—mereka sedang menulis sejarah, dalam harmoni yang penuh makna. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments