Guru-guru MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi mengikuti kegiatan Workshop Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) yang diselenggarakan oleh Kelompok Kerja Madrasah (KKM) 8 Laren Maduran, pada Senin (20/10/2025)
Kegiatan diawali dengan sambutan oleh Ketua KKM 8 Laren Maduran Sugiatmo, M.Pd, yang menekankan pentingnya peningkatan kompetensi guru madrasah di era modern. Dalam arahannya, beliau menyampaikan bahwa workshop ini merupakan upaya nyata KKM 8 dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di lingkungan madrasah.
“Kami berharap kegiatan ini mampu memperkuat kapasitas guru dalam menghadirkan pembelajaran yang bermakna, humanis, dan berlandaskan cinta, sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar pada peserta didik,” ujarnya.
Selanjutnya, kegiatan secara resmi dibuka oleh H. M. Khoirul Anam, S.Ag., M.Ag., Kasubbag Tata Usaha Kementerian Agama Kabupaten Lamongan. Dalam sambutannya, beliau memberikan apresiasi atas inisiatif KKM 8 Laren Maduran dalam melaksanakan program pengembangan profesionalisme guru.
“Madrasah harus menjadi garda terdepan dalam membentuk generasi yang berilmu dan berakhlak. Melalui pembelajaran yang berlandaskan nilai cinta, guru dapat menghadirkan suasana belajar yang menyentuh hati serta membangun karakter peserta didik,” tutur beliau.
Setelah pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan pembinaan oleh Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Kasi Penmad) Kementerian Agama Kabupaten Lamongan H. Banjir Sidomulyo, M.Pd. Dalam arahannya, beliau menekankan bahwa transformasi madrasah harus dimulai dari peningkatan kualitas guru.
“Guru yang terus belajar akan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Dengan semangat cinta dan keteladanan, guru dapat menjadi penggerak utama dalam menciptakan pembelajaran yang inspiratif,” tegasnya.
Konsep Pembelajaran Deep Learning dan KBC
Memasuki sesi inti, kegiatan menghadirkan widyaswara BKD Surabaya Moh. Miftah Sirojudin, S.Ag., M.M., M.Pd sebagai narasumber utama. Dalam pemaparannya, ia menjelaskan konsep Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) dan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai pendekatan baru yang menempatkan empati, kasih sayang, dan pemahaman bermakna dalam proses pembelajaran.
“Guru bukan sekadar pengajar, tetapi juga penuntun hati. Pembelajaran yang dilandasi cinta akan menghidupkan semangat belajar dan menumbuhkan karakter positif pada peserta didik,” ujar Miftah Sirojudin.
Guru-guru MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi mengikuti kegiatan dengan penuh antusias dan menunjukkan partisipasi aktif dalam sesi diskusi. Mereka menilai bahwa konsep Kurikulum Berbasis Cinta sangat relevan untuk diterapkan di lingkungan madrasah dalam membentuk suasana belajar yang menyenangkan dan berkarakter Islami.
Kepala MTs Muhammadiyah 4 Bulubrangsi Helmi Rohmanto, S.Pd.I menyampaikan apresiasi atas kesempatan yang diberikan oleh KKM 8 dan Kementerian Agama Kabupaten Lamongan.
“Kegiatan ini memberikan inspirasi bagi kami untuk terus mengembangkan pembelajaran yang tidak hanya fokus pada pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter dan nilai-nilai kemanusiaan. Semoga semangat Kurikulum Berbasis Cinta dapat kami implementasikan di madrasah,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan guru-guru madrasah semakin termotivasi untuk menghadirkan pembelajaran yang mendalam, penuh kasih, dan berorientasi pada penguatan karakter peserta didik menuju madrasah yang unggul dan berdaya saing. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments