
PWMU.CO – Harmony Batik Nusantara mengiringi momen temu pisah siswa kelas VI SD Muhammadiyah 1 Kebomas (SD Muri) Gresik yang digelar pada Sabtu (14/6/2025) di Hall Sang Pencerah, Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG).
Batik bukan hanya sekadar kain dengan motif indah, tetapi juga merupakan warisan budaya Indonesia yang sarat akan makna dan nilai-nilai luhur. Keindahan batik menjadikannya sebagai salah satu kekayaan budaya yang mendunia dan sebagai suatu bentuk mahakarya seni, yang mampu menggabungkan nilai-nilai filosofis dalam suatu paduan imaji yang menarik dan indah.
Ada pemandangan baru pada acara pelepasan siswa kelas VI tahun ini. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang biasanya menggunakan busana adat nasional atau seragam sekolah lengkap dengan toga, kali ini pada acara Specta Show Pelepasan Siswa Kelas VI SD Muri, para siswa tampil dengan busana batik bebas yang dipadukan dengan rok atau celana polos.
Dalam momen ini, salah satu Guru, Novita, sempat bertanya kepada salah satu Siswi berprestasi, Raysa Azzahra Putri tentang perasaannya mengenakan batik.
“Bagaimana perasaanmu saat mengikuti acara seperti ini dengan mengenakan busana batik?,” tanya Ustadzah Novita.
Dengan penuh semangat, Raysa menjawab, “Aku merasa bangga dan lebih percaya diri saat memakai batik. Rasanya tampil lebih elegan.”
Selain itu, Raysa menilai bahwa batik adalah busana yang fleksibel, dapat dikenakan dalam berbagai situasi. Menurutnya, yang terpenting adalah menyesuaikan model pakaian dan motif batiknya.
“Untuk acara kondangan, Papa dan Mamaku biasanya memilih batik dengan sentuhan glamour agar terkesan mewah, formal, dan elegan. Kalau untuk acara keluarga, aku pakai batik dengan motif yang lebih sederhana,” ungkapnya.
Selain itu, Raysa juga mengatakan bahwa saat hangout, ia sering memadukan obi belt batik dengan kemeja agar terlihat lebih fashionable. Sementara di rumah, Mamanya biasanya memakai daster dengan motif batik, dan itu nyaman. Jadi menurutnya, batik itu benar-benar sangat fleksibel.
Tak kalah mencuri perhatian, momen kedatangan salah satu siswa kelas VI, Ferdika Fahrillah Alfath bersama orang tuanya turut memikat para tamu. Saat memasuki Hall Sang Pencerah UMG, Ferdika tampak tampan dan gagah mengenakan hem batik lengan panjang. Ia disambut hangat oleh Cak dan Yuk serta para guru, lalu diarahkan menuju tempat duduk yang telah disediakan. Penampilannya begitu dewasa sehingga tak tampak seperti anak yang baru lulus SD.
“Seperti bukan anak SD, ya. Sudah terlihat seperti anak remaja,” celetuk Ustadzah Nur Saidah Hanim dengan kagum.

Busana Batik Memperindah Tampilan
Saat pembawa acara membacakan agenda berikutnya, persembahan Kelas VI, anak-anak pun maju ke atas panggung dengan penuh percaya diri. Dengan langkah yang gemulai dan tegap, mereka berjajar rapi sesuai posisinya masing-masing.
Dalam momen penuh haru tersebut, para siswa mempersembahkan tiga buah lagu spesial untuk guru serta ayah dan bunda tercinta. Lagu pertama berjudul “Terima Kasih Guruku”, disusul “Ayah Bunda”, dan ditutup dengan “Selamat Tinggal Guru dan Kawanku”.
Suasana pun semakin haru saat lantunan suara anak-anak menggema di ruangan. Penampilan mereka semakin indah dan memikat berkat busana batik beraneka ragam yang mereka kenakan, menciptakan pemandangan yang tak hanya menyentuh hati, tapi juga sedap dipandang mata. (*)
Penulis Saidah Yuliana Wahyuni Editor Ni’matul Faizah


0 Tanggapan
Empty Comments