Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menggelar Pelatihan Reputasi Digital Organisasi pada Sabtu (11/10/2025). Dalam kegiatan yang digelar di Aula Mas Mansur Kantor PWM Jatim tersebut, hadir dosen ilmu komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM),
“Kader Persyarikatan itu harus FOMO,” ujarnya memulai materi.
Terkadang, kata Himawan, kita menilai orang yang FOMO (Fear of Missing Out) dengan citra yang buruk. Padahal, FOMO bisa memiliki nilai yang positif.
“Kita seringkali memandang orang yang FOMO sebagai orang yang tidak punya pendirian dan mudah mengikuti arus. Padahal, FOMO merupakan sebuah cara untuk menggencarkan sebuah isu,” tuturnya.
Ia menekankan bahwa FOMO bisa menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan reputasi digital Persyarikatan. “Strategi FOMO efektif bila didukung cerita nyata dari warga Muhammadiyah. Kita bisa membagikan kisah inspiratif dari relawan, pelajar, dan dosen Muhammadiyah,” jelas Himawan.
Kemudian, sambungnya, kita bisa menggunakan format video pendek (reels, TikTok, YouTube Shorts) dengan narasi emosional. “Jangan lupa tambahkan tag sebanyak mungkin supaya video kita bisa semakin disorot,” tegasnya.
Himawan menegaskan juga bahwa video yang diunggah harus menunjukkan interaksi antara pembuat dengan netizen. “Untuk menaikkan engagement, kita perlu untuk menguatkan interaksi antara kita dengan pemirsa. Contoh yang bisa dilakukan adalah dengan membalas komentar yang muncul. Selain itu, kita bisa meningkatkan algoritma dengan terus memberikan komentar di video tersebut,” tuturnya.
Menutup materinya, Himawan menekankan pada generasi muda Persyarikatan untuk FOMO pada kabar Persyarikatan dan menyebarkannya agar semakin memperkuat reputasi digital Muhammadiyah. “Namun, perlu dicatat untuk tetap memperhatikan etika yang berlaku,” pesannya. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments