
PWMU.CO – Keluarga besar SD Aisyiyah 1 Nganjuk melaksanakan sholat Idul Adha di halaman Stadion Anjuk Ladang pada Jumat (06/06/2025). Jamaah yang sebagian besar berasal dari wali murid dan masyarakat sekitar mulai berdatangan sejak pukul 05.30 WIB. Tidak menunggu lama, jamaah sudah terlihat duduk dalam barisan saf sholat dengan teratur dan rapi, memenuhi tempat yang disiapkan panitia.
Amin Al Firoq, ketua panitia kurban tahun ini, menyampaikan laporan kegiatan mulai dari penghimpunan infak Idul Kurban yang dilakukan sejak sebulan lalu. Infak dilakukan setiap hari masuk sekolah oleh para siswa. Infak juga berasal dari wali murid, keluarga besar MTs Aisyiyah Nganjuk, masyarakat sekitar, serta seluruh guru dan karyawan SD Aisyiyah 1 Nganjuk sebagai bentuk kecintaan terhadap ibadah di bulan Dzulhijjah ini.
“Kami mengajarkan kepada anak-anak untuk belajar berinfak dan gemar berkurban sejak dini. Hal ini menjadi bagian dari pendidikan di lembaga kami untuk menumbuhkan rasa syukur, ikhlas, dan kesadaran akan nikmat Allah juga sebagai bentuk ketaatan kepada-Nya, sehingga kelak mereka akan terbiasa untuk melaksanakan kurban setiap tahunnya,” ujarnya.
Dalam laporannya, ia juga menyampaikan ucapan terima kasih mewakili lembaga kepada seluruh wali santri, masyarakat, dan shohibul kurban yang telah mempercayakan pengelolaan hewan kurbannya di SD Aisyiyah 1 Nganjuk.
“Terima kasih untuk kepercayaan semuanya sehingga tahun ini kita bisa mempersembahkan hewan kurban berupa 2 ekor sapi dan 14 ekor kambing yang insyaallah akan disembelih di hari tasyrik yang kedua pada Ahad mendatang (08/06/2025). Semoga membawa keberkahan bagi semua,” ujarnya menutup laporan pagi ini.
Selanjutnya, pelaksanaan sholat Idul Adha dipimpin langsung oleh imam dan khatib Ustadz Aan Hariyanto SPdI, selaku Kepala SD Aisyiyah 1 Nganjuk. Sholat berlangsung tertib dan khidmat.
Dalam khutbahnya, ia menyampaikan ajakan untuk senantiasa bersyukur kepada Allah dengan sebenar-benarnya rasa syukur.
“Iman itu terbagi menjadi dua, yaitu syukur dan sabar. Jika kita beriman kepada Allah Swt maka dua hal tersebut harus tercermin dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebagaimana momen Idul Kurban yang dicontohkan oleh Nabiyyuna Al-Abul Anbiya Ibrahim dan putranya Ismail AS,” jelasnya.
Nabi Ibrahim menerima perintah Allah untuk menyembelih Ismail dengan penuh kesabaran dan tanpa keraguan, meskipun ia menyadari perintah Allah adalah ujian yang sangat berat. Sedangkan Nabi Ismail juga menunjukkan kesabaran dengan menerima perintah untuk dikurbankan dengan penuh keikhlasan. Keduanya mengajarkan kepada kita arti ketaatan dan keyakinan sepenuhnya kepada Allah Swt.
Perintah kurban adalah bentuk ketaatan yang sempurna dalam menjalani ibadah kepada Allah Swt. Selain itu, kurban juga sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah. Pengorbanan ini tidak hanya ditunjukkan dengan penyembelihan hewan kurban, namun juga pengorbanan jiwa dan raga serta keikhlasan dalam menunaikan perintah ibadah kepada Sang Pencipta.
“Semoga momen Idul Kurban ini menjadi sarana meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan meneladani peristiwa yang dikisahkan dari Nabi Ibrahim dan Ismail a.s. Semua yang kita lakukan hanyalah semata-mata untuk menggapai ridha Allah Swt,” ujarnya di akhir khutbah. (*)
Penulis Siti Mujayanah Editor M Tanwirul Huda


0 Tanggapan
Empty Comments