Pimpinan Daerah Ikatan Guru Aisyiyah Buastanul Asyiyah (PD IGABA) Bojonegoro menghadiri undangan PGRI Bojonegoro pada Peringatan HUT ke-80 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 bertema “Guru Bermutu Indonesia Maju, Bersama PGRI Wujudkan Indonesia Emas. Guru Hebat Indonesia Kuat.” Acara berlangsung di Gedung Olahraga Dabonsia Ngumpak Dalem, Rabu (10/12/2025).
Kegiatan ini dihadiri sekitar 3.500 peserta dari jenjang PAUD hingga SMA. Dari total 7.700 guru di Bojonegoro, separuhnya saja telah memenuhi gedung sehingga tidak memungkinkan mengundang seluruh guru.
Dalam sambutannya, perwakilan PGRI menyampaikan pentingnya kolaborasi tiga komponen pendidikan sebagai tindak lanjut misi Bupati Bojonegoro: dunia dan akhirat harus berjalan seimbang.
Pertama, guru terus menjaga dedikasi meski tantangan kesejahteraan beragam. Kedua, murid harus sungguh-sungguh belajar sesuai tujuh kebiasaan Anak Indonesia Hebat (7KAIH) dari Kementerian. Ketiga, dukungan orangtua menjadi kunci keberhasilan program sekolah.
“Banyak teladan orangtua dahulu yang membuahkan hasil bagi generasi sekarang, seperti berhati-hati dalam bertindak, berucap, dan berperilaku,” ujarnya.
Bupati Bojonegoro, H. Setyo Wahono, mengucapkan selamat HUT ke-80 PGRI dan HGN 2025. Ia menegaskan bahwa guru tetap menjadi panutan.
“Seorang murid bisa menjadi bupati, tetapi tetap saja ia pernah dibimbing gurunya. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa,” tuturnya.
Bupati menjelaskan perbedaan guru dan dosen. Guru mengajar sejak PAUD hingga SMA dengan tanggung jawab moral membentuk karakter siswa. Sementara dosen berfokus pada pembelajaran mahasiswa tanpa beban pendidikan karakter sedalam guru.
“Tugas guru berat: mendidik, menanamkan akhlak, dan membentuk kemandirian,” tambahnya.
Keynote speaker Sekretaris PGRI Jawa Timur, Edy Wuryanto, mengingatkan agar guru mendidik dengan hati. Ia menegaskan tiga hal fundamental bagi murid, yautu pengetahuan dasar dan kemampuan berpikir, keterampilan dalam bertindak, serta sikap dan perilaku.
Yang paling dilihat dari guru adalah keteladanannya. “Jika guru memberi teladan baik, semua persoalan dapat diselesaikan oleh kepala sekolah. Tiga hal ini menjadi roh seorang guru,” ujarnya.
Acara berlangsung khidmat dan ditutup dengan lantunan lagu “Terima Kasih Guru” yang dinyanyikan bersama seluruh peserta.


0 Tanggapan
Empty Comments