Di tengah tuntutan era modern yang menuntut kreativitas dalam mengelola pusat-pusat dakwah, masjid selayaknya tampil sebagai ruang yang hidup, relevan, dan penuh kebermanfaatan.
Mengemas dakwah berbasis kemasjidan secara kreatif bukan hanya memperkuat fungsi spiritual masjid, tetapi juga memperluas jangkauan sosialnya, sehingga mampu menyentuh lapisan masyarakat yang lebih luas.
Semangat inilah yang mewarnai kegiatan inovatif Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran dalam rangka Semarak Milad ke-113 Muhammadiyah.
Pagi itu, tepat pukul 07.00, puluhan driver (pengemudi) Ojok Online (ojol) mulai berdatangan ke area Masjid Ar-Royyan. Ada yang datang bersama komunitas mereka, ada pula yang hadir dengan membawa anak, istri, dan keluarga.
Kehangatan terpancar dari suasana tersebut—sebuah gambaran bahwa masjid bisa menjadi titik temu antara dakwah dan kebutuhan hidup masyarakat urban.
Dalam momentum Milad ke-113 Muhammadiyah, Masjid Ar-Royyan membagikan 113 liter BBM gratis bagi driver ojol yang hadir. Antusiasme tampak jelas dari wajah dan langkah mereka yang memenuhi halaman masjid.
Tak hanya berhenti pada pembagian BBM, para driver juga diajak mengikuti pengajian umum sebagai bagian dari dakwah bilhikmah yang dikemas ramah dan inklusif.
Kegiatan semakin meriah dengan hadirnya rangkaian doorprize, makan siang gratis, serta pembagian paket sembako di akhir acara. Bentuk kepedulian ini tidak hanya memberikan manfaat langsung, tetapi juga menunjukkan bahwa masjid dapat menjadi pusat pemberdayaan umat dalam format yang lebih progresif.
Salah satu peserta, Heru Julianto, seorang driver ojol dari Karangpilang, Surabaya, datang bersama istri, anak, serta sekitar 20 anggota komunitasnya. Ia mengungkapkan kebahagiaannya.
“Saya mengetahui kegiatan ini dari teman-teman driver ojol dari Sepanjang. Saya senang sekali dengan kegiatan yang dilaksanakan Masjid Ar-Royyan ini, mengingat akhir-akhir ini teman-teman ojol mengalami penurunan pendapatan,” jelasnya.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini dapat dilakukan rutin. Semoga ke depan ada santunan anak yatim untuk keluarga driver online atau juga beasiswa pendidikan, karena saat ini teman-teman sangat membutuhkan,” harap Heru.
Kegiatan berakhir sekitar pukul 11.00 dengan suasana yang khidmat, meriah, dan penuh kehangatan. Kehadiran kegiatan semacam ini membuktikan bahwa dakwah tidak harus selalu dalam bentuk ceramah formal; ia bisa dikemas secara kreatif, humanis, dan menyatu dengan kebutuhan masyarakat.
Dengan langkah-langkah inovatif seperti ini, Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran memberi teladan bahwa memakmurkan masjid berarti membangun ruang dakwah yang hidup—yang mendekatkan, memudahkan, dan memberikan solusi.
Mari bersama-sama menghidupkan masjid dengan ide-ide kreatif, memperluas manfaatnya, dan menjadikannya pusat transformasi bagi umat di masa depan.


0 Tanggapan
Empty Comments