Search
Menu
Mode Gelap

Jejak Sejarah Kepanduan: Dari Baden Powell hingga KH Ahmad Dahlan Menggema di Jambore Hizbul Wathan Wotan

Jejak Sejarah Kepanduan: Dari Baden Powell hingga KH Ahmad Dahlan Menggema di Jambore Hizbul Wathan Wotan
Ramanda Abidin sebagai inspektur upacara, pembukaan pekan jambore Hizbul Wathan, di Perguruan Muhammadiyah Wotan. (Maharti/PWMU.CO)
pwmu.co -

Deru suara riuh tepuk tangan, lantunan doa, hingga denting tiupan peluit kepanduan terdengar memenuhi halaman Perguruan Muhammadiyah Wotan, Kabupaten Gresik, pagi itu.

Hari Sabtu, 24 Agustus 2025, tercatat sebagai momentum bersejarah bagi ratusan peserta didik Hizbul Wathan yang berkumpul dalam Pekan Jambore Hizbul Wathan Perguruan Muhammadiyah Wotan.

Upacara pembukaan berlangsung khidmat, dipimpin langsung oleh Sekretaris Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Timur, Ramanda Khusnul Abidin, acara turut dihadiri jajaran pimpinan Kwarwil HW Jatim, yakni Ramanda Moh. Ernam dan Bunda Maharti RN.

Tak hanya itu, hadir pula Pimpinan Cabang Muhammadiyah Wotan, bapak lurah setempat, ibu-ibu ‘Aisyiyah, para santri, guru TK, MI, MTs, pengasuh Pondok Pesantren, serta orang tua siswa.

Napak Tilas Sejarah

Dalam sambutannya, Ramanda Abidin mengajak seluruh peserta menelusuri jejak panjang sejarah kepanduan dunia.

Ia membuka dengan kisah Lord Baden Powell yang di awal abad ke-20 menggagas gerakan kepanduan sebagai strategi informasi dan latihan kedisiplinan di era peperangan.

Dari situlah, kepanduan tumbuh menjadi kegiatan yang digemari para remaja di Eropa hingga menyebar ke berbagai belahan dunia.

Cerita kemudian berlanjut ke tanah air. Abidin menggambarkan bagaimana KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah, kala itu pulang dari pengajian di Solo dan menyaksikan sekelompok remaja berlatih kepanduan di lapangan Mangkunegaran.

Pemandangan tersebut menginspirasi beliau untuk mendirikan gerakan serupa yang bernuansa Islam, hingga lahirlah Hizbul Wathan pada tahun 1918.

Iklan Landscape UM SURABAYA

“Sejak awal berdirinya, Hizbul Wathan tidak hanya melatih kemandirian dan kedisiplinan, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia,” tegas Abidin dalam sambutannya.

Peserta upacara pembukaan pekan jambore HW Wotan, Gresik. (Maharti/PWMU.CO)

Antusias Peserta

Peserta jambore, yang terdiri dari Tunas Athfal, Athfal, hingga Pengenal, tampak menyimak dengan penuh perhatian. Setiap kalimat yang disampaikan menjadi semacam napak tilas yang menghubungkan generasi muda Hizbul Wathan hari ini dengan semangat juang para pendiri bangsa di masa lalu.

Tak sedikit guru dan orang tua yang tampak haru. Mereka menyadari bahwa peran kepanduan tidak hanya soal baris-berbaris atau berkemah, tetapi juga menanamkan nilai perjuangan, kebersamaan, dan kepemimpinan.

Sebagai puncak acara, balon udara berwarna-warni dilepaskan ke langit. Balon itu membawa pamflet bertuliskan “Semangat Berjuang”—sebuah simbol tekad generasi muda Hizbul Wathan untuk melanjutkan estafet perjuangan bangsa.

Langit Wotan pun menjadi saksi. Dari Baden Powell hingga KH Ahmad Dahlan, dari masa penjajahan hingga kemerdekaan, kini semangat kepanduan Hizbul Wathan terus berkobar di dada para tunas bangsa.

“Semoga anak-anak kita tumbuh menjadi generasi yang tangguh, berkarakter, dan siap meneruskan perjuangan para pendiri,” ujar salah seorang pengasuh pondok dengan mata berbinar.

Dengan semangat yang berkobar, Pekan Jambore Hizbul Wathan di Perguruan Muhammadiyah Wotan resmi dimulai. Dan dari Gresik, pesan perjuangan itu kembali menggema ke seluruh penjuru negeri: Hizbul Wathan, siap berjuang, siap memimpin, siap mengabdi. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments