Sore itu, langit Waru tampak teduh saat para kader muda Nasyiatul Aisyiyah mulai berdatangan ke Aula TK ABA Waru, pada Selasa (5/8/2025). Mereka datang untuk mengisi jiwa dengan ilmu dan hikmah dalam Kajian Rutin yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah (PCNA) Waru, Pamekasan.
Kegiatan dimulai pukul 16.00 WIB dengan pembacaan Surat Al-Mulk secara berjamaah. Suasana hening dan khidmat pun menyelimuti seluruh ruangan. Kajian ini merupakan salah satu program unggulan PCNA Waru dalam membentuk karakter muslimah muda yang cerdas, serta tangguh secara spiritual maupun sosial.
Hadir sebagai pemateri, Ustadz Burhan yang menyampaikan materi bertema “Rebut dan Raih Lima Perkara Sebelum Lima Perkara”.
Mengawali kajiannya, ia membacakan ayat ke-15 dari Surat Al-Ahqaf, yang menekankan pentingnya bersyukur dan berbakti kepada orang tua, terutama ketika seseorang mencapai usia 40 tahun.
“Dalam al-Quran, usia 40 tahun merupakan fase kedewasaan yang sejati. Pada masa itulah, fokus hidup seseorang mulai diarahkan kepada akhirat,” ungkapnya.
Dengan gaya tutur yang hangat dan bersahaja, Ustadz Burhan mengajak para peserta untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya. Lima perkara yang ia tekankan adalah:
1. Masa Muda Sebelum Tua
Jangan tunggu hingga usia senja untuk berubah. Gunakan masa muda untuk menjadi pribadi yang mandiri, tidak bergantung sepenuhnya pada orang tua. Jadilah pemuda yang tangguh dan bertanggung jawab sejak dini.
2. Sehat Sebelum Sakit
Dua nikmat sering terlupakan: kesehatan dan waktu luang. Selagi tubuh masih kuat dan sehat, manfaatkan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang bermanfaat.
3. Rasa Aman Sebelum Ketakutan
Gunakan rasa aman sebagai kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Maka, Jagalah Allah, maka Dia akan menjagamu.
4. Waktu Luang Sebelum Sibuk
Ketika hidup terasa lapang, itulah saat terbaik untuk membekali diri. Kenalilah Allah di waktu senang, agar Dia mengingatmu di waktu susah.
5. Hidup Sebelum Mati
Hidup ini ibarat tidur, baru terasa ketika kita terbangun. Jangan sampai kita tersadar ketika semuanya telah terlambat. Gunakan hidup ini untuk memperbaiki diri sebelum datangnya kematian yang pasti.
Kajian ditutup dengan doa dan momen kebersamaan. Beberapa peserta bahkan menyempatkan diri untuk berdiskusi langsung dengan pemateri usai acara.
“Sangat menyentuh. Rasanya seperti diingatkan kembali bahwa hidup ini harus dijalani dengan sungguh-sungguh,” ujar, salah satu peserta, Ria.
PCNA Waru Pamekasan terus membuka diri bagi perempuan muda yang ingin tumbuh bersama dalam dakwah dan aksi sosial. Kajian ini menjadi bukti bahwa perempuan muda memiliki peran strategis sebagai agen perubahan, bukan hanya di ruang domestik, tetapi juga di ruang-ruang publik. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments