Search
Menu
Mode Gelap

Kajian Tangguh PCM Kanigoro Blitar, Ustadz Nawang Lukman Priyonggo Kupas Stempel Kenabian

Kajian Tangguh PCM Kanigoro Blitar, Ustadz Nawang Lukman Priyonggo Kupas Stempel Kenabian
Ustadz Nawang Lukman Priyonggo, M.Pd. dalam Kajian Tangguh PCM Kanigoro di Masjid MIA Jatinom Blitar, Ahad (7/12/2025). Foto: Agus Fawaid/PWMU.CO
pwmu.co -

Kajian Tangguh, kajian rutin bulanan yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kanigoro Kabupaten Blitar, kembali diselenggarakan pada Ahad (7/12/2025) di Masjid Muhammad Ibrahim Al-Amru (MIA) Desa Jatinom, Kanigoro. Kegiatan yang dimulai setelah Sholat Isya’ berjamaah ini diikuti oleh puluhan peserta dari PCM, PRM, PCA, PRA, PCPM, PCNA, warga Muhammadiyah dan Aisyiyah, serta para guru dan karyawan Amal Usaha Muhammadiyah di Kecamatan Kanigoro.

Kajian yang dikenal dengan sebutan Tangguh—singkatan dari Tanggal Tujuh—kali ini menghadirkan Ustadz Nawang Lukman Priyonggo, M.Pd., dari PDM Kabupaten Blitar sebagai pemateri. Ia merupakan pendidik di SDI ‘Aisyiyah Kalipang, Kecamatan Sutojayan.

“Kajian ini bukan hanya untuk menambah ilmu, tetapi juga untuk memperkuat hati dalam menghadapi berbagai ujian dari Allah,” ujar Ustadz Nawang mengawali penyampaiannya.

Bencana sebagai Pengangkat Derajat

Dalam pembahasan awal, Ustadz Nawang menjelaskan bahwa bencana yang menimpa orang beriman dapat menjadi dua hal:

  • Mengangkat derajat
  • Menghapus dosa

Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW tentang setiap musibah yang menimpa seorang Muslim—bahkan sekadar duri yang menusuk—akan menghapus sebagian dosa-dosanya (HR. Bukhari-Muslim).

“Jika bersabar atas bencana, pahalanya tidak terbatas. Pada momen seperti ini kita juga diajarkan untuk saling membantu, termasuk melalui donasi,” jelasnya.

Kupas Stempel Kenabian

Memasuki tema utama, Ustadz Nawang mengupas tentang Stempel Kenabian Nabi Muhammad SAW yang terletak di antara dua pundak dan sudah ada sejak beliau kecil.

Ia menjelaskan peristiwa pembelahan dada oleh Malaikat Jibril, seraya membacakan firman Allah dalam QS. Asy-Syarh ayat 1: “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?”

Menurutnya, bentuk stempel tersebut berupa daging kecil menonjol, berada di antara dua pundak agak ke kiri, seukuran telur merpati. Tanda kenabian itu bahkan telah disebutkan dalam kitab-kitab terdahulu, sebagaimana tercantum dalam QS. Al-A’raf ayat 157.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Karena ingin memastikan kebenaran tanda tersebut, sahabat Salman Al-Farisi langsung memeriksa punggung Nabi sebelum memutuskan bersyahadat.

Kisah Asaib yang Disembuhkan Nabi

Ustadz Nawang kemudian menyampaikan kisah Asaib, seorang anak yang sakit dan dibawa budenya kepada Nabi. Ia mengutip QS. Al-Isra’ ayat 82: “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Nabi mengusap kepala anak tersebut dan mendoakannya. Menurut Ustadz Nawang, sentuhan penuh kasih sayang itu menjadi sunnah yang dapat diteladani orang tua saat mengusap kepala anak kecil.

“Asaib kemudian diberi umur panjang hingga 94 tahun, dengan kondisi fisik yang tetap kuat hingga wafat di usia 96 tahun,” tambahnya.

Keberkahan di Masa Nabi

Beberapa hal yang diyakini membawa keberkahan di masa Nabi antara lain:

  1. Bekas wudhu Nabi
  2. Doa Nabi atau orang saleh
  3. Air liur Nabi
  4. Rambut Nabi
  5. Keringat Nabi

Ia mengutip QS. Al-Hasyr ayat 7 sebagai penguat bahwa apa yang diberikan Rasul harus diterima, dan apa yang dilarangnya harus ditinggalkan. Para ulama, tambahnya, sepakat bahwa keberkahan-keberkahan itu benar terjadi pada masa hidup Nabi.

Donasi untuk Korban Bencana

Menjelang penutupan, panitia mengumumkan bahwa donasi peserta Kajian Tangguh terkumpul sebesar Rp 692.000. Dana tersebut akan ditambah oleh PCM Kanigoro sebelum disalurkan kepada korban bencana alam.

Kajian Tangguh yang berlangsung khidmat ini kembali menjadi ajang penguatan iman, ilmu, dan solidaritas di tengah masyarakat.

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments