Search
Menu
Mode Gelap

Kendalikan Gawai Sebelum Hidupmu Dikendalikan!

Kendalikan Gawai Sebelum Hidupmu Dikendalikan!
Ustaz Doddy Bening menyampaikan tausiyah dalam Kajian Shad Pagi KH Ahmad Dahlan PDM Kota Batu, Ahad (7/12/2025). Foto: Khoen Eka/PWMU.CO
pwmu.co -

Tanpa gawai pun hidup tetap berjalan, dan kitalah yang harus mengendalikan gawai, bukan sebaliknya. Pesan inti itu menjadi pembuka kajian Ustaz Doddy Bening dalam Pengajian Ahad Pagi KH Ahmad Dahlan PDM Kota Batu, Ahad (7/12/2025).

Takmir Masjid As-Salam Malang yang juga praktisi IT dan media sosial tersebut mengingatkan jamaah bahwa kunci kebijaksanaan dalam bermedia sosial terletak pada kendali diri, niat, serta budaya komunikasi yang sehat dalam keluarga.

Ustaz Doddy menjelaskan, saat ini gawai (gadget) semakin tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

“Orang tua hingga anak-anak menggunakan gawai di berbagai tempat, kapan saja, dan di mana saja. Akibatnya, komunikasi antarmanusia, bahkan di dalam lingkungan keluarga, menjadi semakin berkurang intensitasnya,” katanya.

Menurut Ustaz Doddy, gawai memang memiliki banyak manfaat, namun juga memunculkan berbagai persoalan, baik dari sisi psikologis, sosial, kesehatan, maupun keuangan.

“Banyak orang menjadi korban penipuan yang berawal dari transaksi melalui gawai. Salah satu yang marak terjadi saat ini adalah modus penipuan transaksi segitiga, selain praktik judi online (judol) dan pinjaman online ilegal (pinjol),” papar dia.

Ustaz Doddy menjelaskan, cara bijak menggunakan gawai adalah dengan membatasi penggunaannya serta mencegah terjadinya normalisasi perilaku yang keliru. Fenomena normalisasi ini muncul akibat masifnya penggunaan gawai, terutama media sosial.

Iklan Landscape UM SURABAYA

“Normalisasi dimaknai sebagai kondisi ketika sesuatu yang tidak normal terasa wajar karena banyak orang melakukannya, sehingga dianggap biasa. Contohnya adalah penggunaan kata-kata kasar, perilaku vulgar, dan aksi prank,” katanya.

Ustaz Doddy juga menyampaikan sejumlah langkah bijak menggunakan gawai dan media sosial untuk diri sendiri, yaitu: (1) menyadari bahwa tanpa gawai pun tidak menjadi masalah, (2) berniat menggunakan gawai untuk kebaikan, (3) berdoa sebelum menggunakan gawai, (4) menggunakan gawai hanya untuk kepentingan pekerjaan, ibadah, dan kondisi darurat, (5) memperbanyak aktivitas fisik, (6) membaca buku, (7) berdiskusi secara langsung, (8) tidak menggunakan gawai di masjid, saat berkumpul dengan keluarga, dan dalam perjalanan, serta (9) menggunakan pengatur waktu (timer).

Sementara itu, cara bijak menggunakan gawai dan media sosial dalam lingkungan keluarga antara lain: (1) membiasakan berdoa, (2) membangun komunikasi melalui diskusi atau obrolan keluarga, (3) membiasakan kegiatan safar atau bepergian bersama, (4) menghindari menampakkan penggunaan gawai secara berlebihan di depan anak, (5) memberikan ponsel kepada anak dengan status “pinjam”, (6) mengadakan kegiatan bersama saat libur akhir pekan, (7) menerapkan pengatur waktu, (8) tidak memberikan gawai kepada anak usia prasekolah, serta (9) melakukan pendampingan intensif oleh orang tua. Interaksi terbaik anak dan orang tua adalah dengan cara offline, bukan online.

Melalui kajian ini, jamaah diharapkan semakin menyadari pentingnya bersikap bijak dalam menggunakan gawai dan media sosial.

Lewat pengendalian diri, niat yang benar, serta pendampingan yang tepat dalam keluarga, gawai tidak lagi menjadi sumber mudarat, melainkan sarana yang mendukung kebaikan, keharmonisan hubungan sosial, dan peningkatan kualitas ibadah dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments