
PWMU.CO-Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menghadiri dan memberikan sambutan dalam Kajian Ramadhan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, yang digelar di Dome Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) pada Sabtu (8/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mewakili Bupati Lamongan, Dr. Yuhronur Efendi, yang turut mendukung penuh acara ini.
Dalam sambutannya, Khofifah mengungkapkan bahwa Kajian Ramadhan yang diselenggarakan PWM Jawa Timur merupakan agenda strategis yang selalu menghadirkan tokoh-tokoh penting Muhammadiyah dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri.
“Saya rasa lebih dari 10 tahun saya mengikuti Kajian Ramadhan Muhammadiyah. Dulu sering di UMM, dan selalu yang hadir sangat lengkap dari keluarga besar Muhammadiyah. Ini menunjukkan betapa strategisnya pertemuan ini, tidak hanya sebagai kajian di bulan Ramadan, tetapi juga sebagai momentum perencanaan langkah-langkah setelahnya.”
Sinergi Pendidikan: Investasi untuk Indonesia Emas 2045
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menekankan pentingnya pendidikan sebagai kunci menuju Indonesia Emas 2045.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Perguruan Tinggi Muhammadiyah bukan sekadar bantuan, tetapi sebuah kerja sama strategis.
“Saya pernah sampaikan di Universitas Muhammadiyah Surabaya, jika ada hibah Pemprov ke perguruan tinggi Muhammadiyah, itu bukan bantuan. Itu adalah bentuk sinergi dan kolaborasi.”
“Kita membutuhkan perguruan tinggi untuk menciptakan lompatan kualitas SDM kita. Jika 2045 kita ingin mencapai Indonesia Emas, maka generasi mudanya harus sudah menjadi generasi emas,” ujar Khofifah dihadapan 3000 jama’ah Muhammadiyah.
Menurutnya, pendidikan sejak dini, mulai dari PAUD hingga Perguruan Tinggi Muhammadiyah, memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi unggul.
Ia menegaskan bahwa pintu menuju Indonesia Emas 2045 tidak bisa dilewati tanpa pendidikan berkualitas.
“Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Muhammadiyah telah membuktikan kiprahnya dalam membangun bangsa melalui lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia.”
Keseimbangan Halal dan Thayyib dalam Kehidupan
Selain berbicara tentang pendidikan, Khofifah juga menyinggung konsep halal dan thayyib, yang sering kali menjadi diskusi dalam kajian keislaman. Ia memberikan contoh bahwa sesuatu bisa halal, tetapi belum tentu thayyib.
“Saya sering memberi contoh biji kedondong. Secara hukum mungkin halal, tetapi apakah thayyib? Tidak. Begitu pula dalam kehidupan berbangsa, kesejahteraan harus diiringi dengan spiritualitas yang terjaga dan hubungan sosial yang harmonis.”
Baginya, membangun masyarakat yang sejahtera secara ekonomi, spiritual, dan sosial adalah tugas bersama, terutama bagi para tokoh dan pemimpin Muhammadiyah.
Pantun Penutup untuk Muhammadiyah
Sebagai penutup sambutannya, Khofifah menyampaikan dua pantun khusus yang menggambarkan peran Muhammadiyah dalam syiar Islam dan perjuangan sosial.
Pantun pertama:
“Ilmu itu adalah kunci untuk berbakti,
Semangat syiar di bulan suci.
PW Muhammadiyah sejukkan hati,
Menebar manfaat tanpa henti.”
Pantun kedua:
“Kyai Dahlan sosok panutan,
Kiprah berjuang dengan pergerakan.
PW Muhammadiyah terus melanjutkan,
Syiar agama terus ditegakkan.”
Pantun tersebut mendapat sambutan meriah dari para peserta kajian. Dengan penuh semangat, Khofifah berharap Muhammadiyah terus menjadi pelopor dalam pendidikan, dakwah, dan gerakan sosial yang membawa manfaat bagi umat dan bangsa. (*)
Penulis Alfain Jalaluddin Ramadlan Editor Azrohal Hasan


0 Tanggapan
Empty Comments