Search
Menu
Mode Gelap

Kiai Sholihin Beber 3 Sikap Hidup KH Ahmad Dahlan Penuntun Umat Sepanjang Zaman

Kiai Sholihin Beber 3 Sikap Hidup KH Ahmad Dahlan Penuntun Umat Sepanjang Zaman
pwmu.co -

PWMU.CO-Di era ketika banyak orang mengejar popularitas dan kepentingan pribadi, KH Ahmad Dahlan justru mewariskan tiga sikap hidup yang menuntun umat: akal budi, welas asih, dan jiwa pengabdian.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr. KH Sholihin Fananai, dalam perbincangan dengan PWMU.CO, pada Senin (4/8/2025).

Menurutnya, tiga sikap hidup tersebut bukan sekadar konsep, tetapi prinsip yang dijalani KH. Ahmad Dahlan dalam setiap tindakan nyata, membentuk dasar gerakan Muhammadiyah yang bertahan lebih dari satu abad.

“KH. Ahmad Dahlan tidak hanya menekankan ibadah ritual, tapi juga mengajarkan bagaimana kita hidup dengan akal budi yang cerdas, welas asih kepada sesama, dan jiwa pengabdian yang tulus untuk umat dan bangsa,” ujar dosen Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) itu.

Apa saja tiga sikap hidup KH. AhmadDahlan?

Pertama, akal budi.

Kiai Sholihin menjelaskan, akal budi adalah landasan pemikiran yang cerdas. Sikap akal budi menjadi fondasi utama perjuangan KH. Ahmad Dahlan.

KH. Ahmad Dahlan mendorong umat agar tidak sekadar menerima informasi atau tradisi secara pasif, tetapi mengkajinya dengan ilmu dan pemahaman mendalam.

“Beliau selalu mengingatkan kita untuk berpikir kritis. Dalam urusan agama pun, jangan hanya ikut-ikutan, tapi pahami dengan akal sehat dan ilmu pengetahuan,” jelas Kiai Sholihin.

Menurut dia, prinsip inilah yang melahirkan gerakan pendidikan Muhammadiyah yang selalu menyeimbangkan pemahaman agama dengan ilmu modern. Juga mencetak kader-kader yang cerdas dan berwawasan luas.

Kedua, welas asih.

Lebih tepatnya menebar kasih tanpa batas. Dikatakan Kiai Sholihin, welas asih menjadi fondasi empati dan kepedulian sosial dalam gerakan Muhammadiyah.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Kiai Dahlan, sebut dia, selalu mengajarkan pentingnya tenggang rasa dan peduli pada penderitaan sesama.

“Kasih sayang yang diajarkan Kiai Dahlan tidak berhenti pada sesama muslim saja. Siapa pun yang membutuhkan pertolongan, kita harus hadir untuk menolong,” kata Kiai Sholihin.

Dia kemudian menerangkan, dari sikap welas asih inilah lahir berbagai amal sosial Muhammadiyah seperti rumah sakit, panti asuhan, dan layanan kemanusiaan yang membantu tanpa memandang latar belakang agama maupun suku.

Ketiga, jiwa pengabdian.

Yakni hidup untuk umat dan bangsa. Jiwa pengabdian menegaskan pentingnya menempatkan kepentingan umat dan bangsa di atas kepentingan pribadi.

KH. Ahmad Dahlan menunjukkan hal ini lewat kerja kerasnya mendirikan sekolah, memajukan pendidikan, dan menggerakkan umat dalam aksi sosial.

“Beliau mengabdikan hidupnya untuk kemaslahatan umat. Dari mendirikan sekolah hingga menggerakkan bantuan sosial. Semuanya dilakukan tanpa pamrih,” tegas KH Sholihin.

Ketiga sikap hidup KH. Ahmad Dahlan ini, lanjut Kiai Sholihin, saling menguatkan dan menjadi landasan moral gerakan Muhammadiyah hingga kini.

Dengan meneladani akal budi, welas asih, dan jiwa pengabdian, umat Islam diharapkan menjadi pribadi yang bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsanya.

“Inilah rahasia yang membuat Muhammadiyah bisa bertahan lebih dari seratus tahun. Selama tiga sikap hidup ini kita amalkan, gerakan ini akan tetap hidup dan membawa maslahat bagi semua,” pungkasnya. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments