Search
Menu
Mode Gelap

Kultum Masjid An-Nur Bahas Hikmah Besar Shalat Tarawih

Kultum Masjid An-Nur Bahas Hikmah Besar Shalat Tarawih
pwmu.co -
Sumber: freepik.com

PWMU.CO – Kultum Ramadan Masjid An-Nur membahas hikmah besar shalat Tarawih, Rabu (12/3/2025).

Hal ini disampaikan oleh Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Genteng, Taufiqur Rohman saat mengisi kultum di masjid An-Nur yang beralamatkan di Jalan Dewata Genteng Banyuwangi.

Sebelumnya ia juga menjadi imam shalat Isya dan shalat Tarawih berjamaah. Pelaksanaan shalat berlangsung dengan khusyuk. Diikuti oleh jamaah masjid setempat dan warga Muhammadiyah Ranting Genteng Kulon 1.

Di awal kultumnya Ketua Majelis Tabligh itu mengajak jamaah untuk bersyukur kepada Allah Swt. Karena masih diberi kesempatan untuk melaksanakan shalat Tarawih dengan tertib.

“Semoga shalat yang kita lakukan ini menjadi amal shalih bagi kita semua,” ujarnya.

Selanjutnya ia berpesan kepada jamaah untuk selalu berupaya menjaga kualitas amaliyah Ramadhan ini dengan baik. Salah satunya adalah shalat Tarawih ini.

Menurutnya, meskipun shalat Tarawih ini secara fikih berhukum sunah, namun memiliki hikmah yang besar, yaitu mendapatkan ampunan atas dosa yang telah lalu bagi pelakunya.

Untuk lebih memahamkan hikmah tersebut, maka ustadz asal Pandan itu membacakan satu hadits nabi Muhammad Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah Ra.

Di hadits tersebut dijelaskan siapa yang mendirikan qiyamu Ramadan (shalat Tarawih) maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni oleh Allah.

Iklan Landscape UM SURABAYA

“Tapi harus diingat, shalat Tarawihnya itu harus dilakukan dengan dasar keimanan dan keikhlasan,” tandasnya.

Taufiqur Rohman saat kultum di masjid An-Nur Genteng Banyuwangi (Ghulam Bana Islama/ PWMU.CO)

Tanpa dasar tersebut, maka shalat Tarawih ini menjadi sia-sia. Oleh karena itu, hendaknya shalat Tarawih dilakukan dengan khusyuk dan juga tumakninah.

Sikap kehati-hatian ini harus terus dilakukan selama bulan Ramadhan ini sebagai bentuk penumbuhan karakter bagi orang mukmin.

Pada siang hari ia berhati-hati menjalankan puasa agar mendapatkan ridha Allah. Seperti, tidak berucap rafast, yakni perkataan yang kotor dan jorok. Tidak pula ia berucap laghwu yang sia-sia. Serta tetap menjaga suasana Ramadan agar tidak gaduh. Sehingga kekhusyukan ibadah Ramadhan tetap terjaga.

Demikianlah yang diharapkan saat sedang berpuasa, sehingga tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga. Sedangkan pada malam harinya mendirikan shalat tarawih dengan tertib.

Mengakhiri kultumnya Taufiqur Rohman mendoakan jamaah agar tetap diberi kesehatan sehingga dapat menjalankan amaliyah Ramadan hingga paripurna.

Penulis Ghulam Bana Islama Editor ‘Aalimah Qurrata A’yun

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments