Search
Menu
Mode Gelap

Kunjungan Tak Biasa, Studi Tiru Al-Ishlah Lamongan ke Pabelan Jadi Historical Visit

Kunjungan Tak Biasa, Studi Tiru Al-Ishlah Lamongan ke Pabelan Jadi Historical Visit
163 Santri Kelas XI putri Ponpes Al-Ishlah berkunjung ke Ponpes Pabelan. Foto: Wilda/PWMU.CO
pwmu.co -

Pondok Pesantren Al-Ishlah Sendangagung, Paciran, Lamongan, Jawa Timur, melaksanakan studi tiru ke Pondok Pesantren Pabelan, Mungkid, Magelang, Jawa Tengah, Kamis–Jumat (18–19/12/2025).

Kegiatan yang diikuti 163 santri putri kelas XI dan 27 guru (ustadzah) ini didampingi sejumlah guru senior, di antaranya Gondo Waloyo, M.A., Luqman Hakim, M.Pd.I., Dra. Hj. Muthmainnah, Dra. Hj. Ariningsun, Dra. Hj. Anjar Wilis, Hj. Freti Fatmawati, S.E., M.Pd., Sri Welas, M.Pd., serta Faridatul Khoir, M.Pd.

Studi tiru yang dikemas dalam Rihlah Tarbawiyah dan bernuansa silaturahmi ini berkembang menjadi kunjungan napak tilas sejarah atau historical visit. Hal tersebut karena pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah, Drs. KH Muhammad Dawam Saleh, pernah mengabdi dan mengajar di Pondok Pesantren Pabelan sekitar 45 tahun silam.

Fakta sejarah tersebut disampaikan Gondo Waloyo selaku perwakilan rombongan Al-Ishlah dan dibenarkan langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Pabelan, KH Najib Amin Hammam, yang menyambut rombongan dengan penuh kehangatan.

“Al-Ishlah Lamongan bukan sekadar tamu, tetapi saudara. Jarak tempat memang jauh, tetapi dekat di hati. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Ishlah adalah guru kami di sini, dan saya pernah diajar langsung oleh beliau,” tutur KH Najib Amin Hammam.

Nuansa nostalgia semakin terasa ketika pembicaraan mengalir pada kisah masa lalu. KH Najib Amin Hammam mengenang sosok Ustadz Dawam sebagai pendidik yang dikenal disiplin, penuh keteladanan, dan istiqamah dalam mengajar.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Ponpes Al-Ishlah Lamongan adakan kunjungan silaturahmi ke Ponpes Pabelan. Foto: Wildan Ayu/PWMU.CO

Muthmainnah, yang akrab disapa Bu Nyai Dawam dan turut dalam rombongan, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi napak tilas perjalanan dakwah dan pendidikan suaminya saat menempuh kuliah di Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada (UGM).

“Kegiatan ini menjadi bagian dari napak tilas sejarah Pondok Pesantren Al-Ishlah yang kini memasuki usia ke-40. Al-Ishlah yang berdiri pada 1986 banyak belajar dan berkaca dari Pondok Pesantren Pabelan saat dipimpin KH Hammam Ja’far sekitar 45 tahun lalu,” ungkapnya.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan berkeliling kawasan Pondok Pesantren Pabelan yang dikenal asri. Para peserta diajak menyusuri masjid bersejarah serta sejumlah bangunan lama yang tetap terjaga keasliannya.

Santri putri Al-Ishlah yang merupakan pengurus Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Al-Ishlah (OPPI) mengaku merasa betah dan memperoleh banyak pelajaran berharga, khususnya terkait sejarah dan nilai-nilai kepesantrenan, dari kegiatan Rihlah Tarbawiyah ini. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments