Search
Menu
Mode Gelap

‘Lost Generation’ Jamaah Masjid

‘Lost Generation’ Jamaah Masjid
pwmu.co -

Ilustrasi (Foto: Kumparan)

Penulis adalah Syahroni Nur Wachid. Dia aktif menjadi Sekretaris Redaksi PWMU.CO, Wakil Sekretaris Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jawa Timur

PWMU.CO – Fenomena lost generation di jamaah masjid merujuk pada kelompok usia tertentu yang semakin jarang terlihat aktif dalam kegiatan masjid. Di banyak komunitas, remaja usia SMP dan pasangan muda yang baru menikah sering kali terabaikan dalam program-program masjid. Padahal, mereka berada di fase kehidupan yang krusial, di mana pembinaan spiritual dan pembelajaran Islami sangat penting.

Generasi SMP dan Pasangan Muda Baru Menikah menghadapi banyak tantangan yang membuat mereka terkadang merasa tidak terhubung dengan kehidupan masjid. Kegiatan masjid yang dianggap monoton atau kurang relevan bagi kehidupan mereka menyebabkan mereka mencari kegiatan lain di luar, seperti tempat nongkrong atau kegiatan yang lebih sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka.

Generasi SMP dan Pasangan Muda Baru Menikah ke Masjid

Untuk mengatasi lost generation ini, masjid perlu menyediakan program yang lebih relevan dan menarik bagi mereka. Berikut beberapa solusi dan program yang bisa diterapkan:

1. Wifi Gratis, Komputer, dan Printer untuk Tugas

Fasilitas Penunjang Belajar: Anak-anak usia SMP sering kali membutuhkan tempat untuk mengerjakan tugas atau sekadar belajar bersama. Menyediakan wifi gratis, komputer, dan printer untuk kebutuhan sekolah mereka akan menjadikan masjid sebagai tempat yang lebih ramah dan mendukung pendidikan.

Mereka akan merasa masjid sebagai tempat yang tidak hanya untuk ibadah tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan duniawi yang bermanfaat.

2. Kelas Bimbingan Belajar (Bimbel)

Bimbel Islami: Selain fasilitas untuk belajar, masjid bisa membuka kelas bimbel gratis atau dengan biaya terjangkau yang membahas materi sekolah, dikombinasikan dengan pembelajaran nilai-nilai Islami. Ini memberikan manfaat ganda, yaitu pendidikan akademik dan pendidikan agama yang seimbang.

3. Kajian Makan Keliling

Kajian dengan Nuansa Kekeluargaan: Program “kajian makan keliling” bisa diadakan, di mana jamaah muda berkumpul di berbagai tempat, bukan hanya di masjid, untuk mengadakan kajian disertai makan bersama. Suasana ini lebih santai dan mendorong keterikatan emosional, membuat mereka lebih tertarik mengikuti kajian.

4. Kajian Umi Muda dan Parenting

Kajian untuk Ibu Muda: Pasangan muda yang baru menikah, khususnya para istri, sering kali butuh bimbingan spiritual yang khusus untuk menghadapi perubahan hidup. Kajian umi muda dapat membantu mereka memahami peran sebagai istri dan ibu, dengan topik-topik seperti parenting Islami, psikologi pernikahan, dan kesehatan reproduksi.

5. Bisnis Startup dan Investasi

Program Wirausaha Islami: Bagi pasangan muda, kajian tentang bisnis startup, investasi Islami, dan perencanaan keuangan islami keluarga sangat relevan. Mereka sedang dalam fase membangun fondasi ekonomi rumah tangga, sehingga penting untuk mendapatkan ilmu tentang bagaimana memulai usaha atau investasi sesuai dengan prinsip syariah.

6. Perencanaan Keuangan Keluarga

Manajemen Keuangan Islami: Pasangan muda sering kali menghadapi tantangan dalam mengatur keuangan keluarga. Masjid bisa menawarkan kelas atau kajian tentang perencanaan keuangan keluarga, yang mengajarkan cara mengelola pendapatan, tabungan, investasi, dan zakat sesuai syariat Islam.

7. Psikologi dan Fiqh Pernikahan

Bimbingan Spiritual dan Hukum Pernikahan: Menghadirkan kajian khusus tentang fiqh pernikahan, hukum positif pernikahan, serta psikologi pernikahan dan psikologi perempuan dapat menjadi daya tarik bagi pasangan muda. Mereka dapat memahami aspek hukum dan emosional dalam membangun keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

8. Kesehatan Reproduksi dan Masa Survival 1-5 Tahun Pernikahan

Pendidikan Kesehatan Reproduksi: Pasangan muda perlu mendapatkan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, terutama dalam konteks pernikahan. Selain itu, masa awal pernikahan (1-5 tahun) sering kali menjadi masa survival di mana banyak tantangan muncul, seperti penyesuaian diri, keuangan, hingga memiliki anak. Kajian yang fokus pada masa survival pernikahan ini bisa sangat membantu mereka menghadapi tantangan tersebut.

Mengatasi fenomena lost generation di Masjid

yaitu generasi muda yang kurang terlibat dalam kegiatan masjid, memerlukan pendekatan yang relevan dan kreatif. Berikut beberapa cara yang dapat diterapkan:

1. Mengadakan Kegiatan yang Relevan dengan Minat Anak Muda

Iklan Landscape UM SURABAYA

Kajian yang Interaktif: Buat kajian atau ceramah dengan topik yang relevan seperti karier, pendidikan, teknologi, hingga masalah sosial yang dekat dengan kehidupan mereka. Diskusi Kelompok dan Mentoring: Bentuk kelompok diskusi atau mentoring di mana anak muda dapat belajar dari para tokoh masyarakat atau ustaz yang mampu membimbing mereka secara langsung.

2. Penggunaan Media Sosial dan Teknologi

Promosi Aktif di Media Sosial: Gunakan platform seperti Instagram, TikTok, atau YouTube untuk mempromosikan kegiatan masjid, membuat konten inspiratif, serta membangun komunitas daring yang positif. Streaming Kajian atau Kegiatan Masjid: Agar mereka yang tidak bisa hadir secara fisik tetap bisa ikut, streaming kajian dan acara masjid secara online dapat menjadi solusi efektif.

3. Membuat Program yang Menggabungkan Ibadah dan Kegiatan Sosial

Kegiatan Sosial dan Amal

Libatkan generasi muda dalam program kemanusiaan atau kegiatan sosial seperti bakti sosial, membersihkan lingkungan, atau program zakat kreatif. Ini akan menarik mereka untuk aktif karena relevan dengan nilai kepedulian.

Olahraga dan Hobi Islami

Bentuk klub olahraga atau kegiatan hobi yang berbasis masjid, seperti klub futsal, klub baca buku, atau grup hiking yang tetap mengutamakan nilai-nilai Islam.

4. Menciptakan Ruang Terbuka dan Nyaman di Masjid

Ruang Kreatif dan Hangout Islami

Sediakan area di masjid yang nyaman untuk anak muda berkumpul, belajar, atau sekedar diskusi. Ruangan ini bisa dirancang lebih santai dengan tetap menjaga adab Islami.

Program Buka 24 Jam dan Musafir

Dengan menyediakan fasilitas untuk musafir atau membuka masjid 24 jam, anak muda bisa menjadikan masjid sebagai tempat rehat atau belajar di luar jam aktivitas normal mereka.

5. Memberikan Tanggung Jawab dan Peran Aktif

Melibatkan dalam Kepanitiaan Masjid

Libatkan mereka dalam kepanitiaan acara masjid agar merasa memiliki tanggung jawab. Berikan peran dalam menyusun agenda atau kegiatan yang mereka inginkan.

Tantangan dan Prestasi

Buat kompetisi atau tantangan yang berbasis Islami, seperti lomba tahfiz, lomba nasyid, atau proyek amal yang bisa menarik minat mereka untuk berkontribusi dan menunjukkan prestasi.

6. Pendidikan Islam yang Kreatif

Kelas Khusus Generasi Muda

Adakan kelas dengan metode pembelajaran yang kreatif seperti diskusi terbuka, role-playing, atau simulasi yang sesuai dengan gaya belajar anak muda.

Retreat dan Kemah Rohani

Selenggarakan acara kemah rohani atau retreat Islami yang menggabungkan ibadah, pembinaan karakter, dan aktivitas alam. Ini bisa mempererat persaudaraan dan kecintaan mereka pada masjid. Dengan pendekatan ini, diharapkan masjid menjadi tempat yang relevan dan menarik bagi generasi muda, sehingga mereka tidak merasa terasing atau “hilang” dari kehidupan masjid.

Editor Teguh Imami

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments