Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surabaya menggelar Launching Lagu Anak dan Seminar Seni Budaya dengan menghadirkan Kyai Kusen Cepu, Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sebagai narasumber.
Acara berlangsung di Gedung The Millenium Building (TMB) SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya, Selasa (9/12/2025), mengangkat tema Pengaruh Seni Musik terhadap Kepribadian Anak.
Ketua LSB PDM Surabaya Edy Susanto, M.Pd., menjelaskan bahwa kegiatan ini memiliki dua agenda utama. Pertama, peluncuran lagu anak berjudul Anak Ceria, karya kolektif guru-guru SD/MI Muhammadiyah se-Kota Surabaya.
“Tujuannya untuk menghidupkan kembali lagu-lagu anak,” ujarnya.
Edy menilai banyak anak lebih familiar dengan lagu orang dewasa yang tidak sesuai usia mereka. Karena itu, Anak Ceria dihadirkan sebagai alternatif konten musik yang positif dan ramah anak. Agenda kedua adalah seminar seni musik untuk membahas kontribusi seni dalam pembentukan karakter anak.
Ia menegaskan bahwa kegiatan ini juga bertujuan meluruskan persepsi sebagian masyarakat yang masih menganggap musik sebagai sesuatu yang haram.
“Musik itu tergantung tujuannya. Kalau untuk kebaikan dan mendekatkan pada Allah, tidak masalah karena hukumnya mubah,” tegasnya.
Kegiatan ini diikuti kepala sekolah dan guru Seni Budaya/SBDP dari SD/MI Muhammadiyah se-Kota Surabaya. Edy berharap acara ini mendorong anak-anak kembali mencintai lagu sesuai usia mereka. Ia juga menyampaikan bahwa LSB PDM Surabaya berencana melanjutkan program serupa, termasuk Lomba Cipta Lagu Pelajar.
Majelis Dikdasmen dan PNF PDM Surabaya melalui H. Dikky Syadqomullah, M.H.E.S., memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Ia menyoroti masih adanya perdebatan mengenai status musik, termasuk di internal Muhammadiyah. Bahkan, ada orang tua yang memilih sekolah Muhammadiyah dengan harapan anaknya tidak bermusik.
Dikky menegaskan bahwa Muhammadiyah konsisten memandang musik sebagai sesuatu yang mubah selama bertujuan baik. Jika ada orang tua yang keberatan, sekolah mempersilakan anak untuk tidak mengikuti kegiatan musik. Namun menurutnya, musik tetap memiliki nilai edukatif yang besar.
Ia juga menyoroti fenomena anak-anak yang menyanyikan lagu bertema dewasa. Karena itu, ia mendukung penuh peluncuran Anak Ceria sebagai langkah strategis menyediakan lagu yang sesuai usia.
“Seni musik, jika dikelola dengan baik, merupakan sarana dakwah yang luar biasa,” ujarnya.
Dalam paparannya, Dikky menceritakan pengalaman seorang ibu dengan lima anak. Anak yang bersekolah di Muhammadiyah menunjukkan perubahan positif dan bersemangat, sehingga sang ibu kemudian mendorong suaminya menyekolahkan anak-anak lain ke Muhammadiyah meski awalnya sang ayah menolak kegiatan musik.
Ia juga mendorong guru LSB untuk terus meramu dan mengumpulkan lirik-lirik lagu dari para guru Muhammadiyah. “Nanti LSB bisa meramu, menjadikannya lagu-lagu sehingga menjadi kekayaan kita,” harapnya.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua PDM Surabaya Dr. H. M. Ridlwan, M.Pd., yang menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh. Ia menegaskan bahwa LSB memiliki peran penting menciptakan ekosistem seni yang sehat di sekolah Muhammadiyah.
“Tujuan utama LSB adalah menguatkan identitas budaya,” tuturnya.
Ridlwan menekankan pentingnya lagu yang sesuai usia dan nilai moral anak. Ia menambahkan bahwa seminar ini juga menjawab keraguan masyarakat terhadap hukum musik dalam Islam. Sejalan dengan prinsip Muhammadiyah, musik diperbolehkan selama tujuannya baik dan tidak bertentangan dengan ajaran agama. “Saya berharap seni musik dapat menjadi alat efektif membentuk karakter anak,” ujarnya.
Acara ini dihadiri Ketua PDM Surabaya Dr. H. M. Ridlwan, M.Pd.; Sekretaris Drs. H. Catur Anang Hutoyo, M.Pd.; Bendahara Musa Abdullah; Wakil Ketua H. Marzuki, M.A.; serta H. Hasan Cholis, S.E. Hadir pula Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF H. Dikky Syadqomullah, M.H.E.S., jajaran Pimpinan Daerah Aisyiyah Surabaya, Majelis PAUD-Dikdasmen PDA Surabaya, serta tamu undangan lainnya.


0 Tanggapan
Empty Comments