Search
Menu
Mode Gelap

Mantan Teroris Raih Doktor Bedah Pemikiran Ibnu Taimiyah

Mantan Teroris Raih Doktor Bedah Pemikiran Ibnu Taimiyah
Keterangan foto dari kiri, Agus, dari Pejuang Damai, Promovendus Muhammad Saifudin Umar, Andi Hariyadi dari LDK PWM Jatim. Foto: Istimewa/PWMU.CO
pwmu.co -

Propaganda paham radikalisme dan terorisme masih menjadi ancaman serius. Meski tersembunyi rapi, ideologi ini tetap mampu menyusup melalui ruang digital yang begitu mudah diakses.

Interaksi intensif di dunia maya menjadikan paham kekerasan tampil eksklusif, bahkan diyakini sebagai kebenaran karena dibungkus dalil agama secara parsial, termasuk merujuk sebagian fatwa Ibnu Taimiyah tanpa memahami konteks utuhnya.

Salah satu anak bangsa yang pernah terpapar ideologi tersebut adalah Muhammad Saifudin Umar, dikenal sebagai Ustadz Abu Fida. Ia pernah bergabung dalam jaringan ekstrem internasional dan belajar ke Suriah (1986), Yordania (1988), Afganistan (1989) kepada Syekh Abdullah Azzam dan Syekh Usamah bin Laden, lalu ke Arab Saudi hingga 1994.

Rabu (10/12/2025), Saifudin menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya. Sidang dipimpin Prof. Masdar Hilmy, S.Ag., M.A., Ph.D. sebagai ketua penguji, dengan jajaran penguji lainnya yaitu Prof. Dr. H. Agus Aditomi, M.A. sebagai promotor, Prof. Dr. Syamsul Arifin, M.Si. sebagai penguji eksternal, Prof. Dr. Muhammad Salik, M.Ag., dan Prof. Dr. Mukhammad Zamzami, Lc., M.Fil. sebagai penguji internal.

Selama dua jam, Saifudin mempertahankan disertasinya berjudul “Hermeneutika Jihad Ibnu Taimiyah dan Radikalisme: Studi atas Pemaknaan Teroris terhadap Pemikiran Jihad.”

Dalam paparannya, ia mengupas posisi Ibnu Taimiyah sebagai rujukan penting banyak kelompok, tetapi kerap disalahpahami dan dipotong dari konteks keilmuan yang sebenarnya. Penafsiran tunggal inilah yang sering mengarah pada legitimasi tindakan kekerasan.

“Kami percaya, memahami pemikiran Islam klasik secara kritis merupakan langkah penting untuk mencegah penyempitan makna agama. Dengan membaca ulang tokoh seperti Ibnu Taimiyah secara utuh, umat Islam dapat menemukan nilai keadilan, keseimbangan, dan rahmat sebagai inti ajaran Islam,” jelasnya.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Saifudin mengakui bahwa keterlibatannya pada masa lalu berawal dari pemahaman dangkal tentang jihad. Melalui proses panjang, pendidikan, dan pendampingan, ia menemukan kembali makna jihad yang benar dan kini berkomitmen memperkuat NKRI.

Para penguji memberikan apresiasi atas capaian tersebut. Promovendus dinyatakan lulus dengan predikat cumlaude dan dinilai mampu menyajikan argumen secara runtut, kuat secara referensi, dan meyakinkan—terlebih karena ia pernah menjadi bagian dari kelompok yang ia teliti.

Andi Hariyadi, kolega sekaligus saksi sidang, mengungkapkan bahwa Saifudin selama tiga tahun terakhir aktif dalam edukasi pencegahan radikalisme melalui Lembaga Dakwah Komunitas PWM Jatim, FKPT Jatim, dan FKUB Surabaya.

Selain itu, ia juga terlibat langsung memberi pencerahan kepada mahasiswa dan generasi muda tentang pentingnya pemahaman agama yang utuh dan wawasan kebangsaan.

“Selamat atas gelar doktor cumlaude. Semoga ilmunya bermanfaat dan perannya makin optimal untuk mencerahkan,” ujarnya.

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments