Search
Menu
Mode Gelap

MDMC PDM Sidoarjo dan Bramasgana Umsida Bergerak Cepat Tangani Musibah

MDMC PDM Sidoarjo dan Bramasgana Umsida Bergerak Cepat Tangani Musibah
Tim Bramasgana Umsida yang bertugas di lokasi Musibah Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo. (Sumardani/PWMU.CO)
pwmu.co -

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo bersama Tim Brigadir Relawan Mahasiswa Tanggap Bencana Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Bramasgana Umsida) bergerak cepat sejak awal terjadinya musibah runtuhnya mushola Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Senin (29/9/2025).

Satu tim relawan langsung diterjunkan ke lokasi untuk melakukan aksi tanggap darurat. Fokus utama mereka adalah memberikan pertolongan sekaligus mendampingi keluarga korban.

Ketua Tim Bramasgana Umsida, Andika, menegaskan bahwa pendampingan psikososial menjadi misi penting relawan.

“Bramasgana bertugas menenangkan keluarga korban yang shock dan histeris, agar mereka kuat menghadapi musibah. Kehadiran relawan bukan hanya soal fisik, tetapi juga moral dan psikologis,” ujarnya.

Nabila Azzahro, anggota Bramasgana Umsida yang berada di lokasi, melaporkan berdasarkan papan informasi resmi tercatat sekitar 108 santri menjadi korban.

Dari jumlah tersebut, lima santri dinyatakan meninggal dunia, sementara lebih dari 60 santri masih terjebak di bawah reruntuhan (update per Kamis, 2/10/2025, pukul 08.00 WIB).

Kronologi Runtuhnya Mushola

Seorang santri kelas 1 MA asal Sumenep, Madura, menceritakan detik-detik bangunan mushola ambruk. Peristiwa itu terjadi saat jamaah sedang berada di rakaat kedua salat Asar.

Santri yang berada di shaf ketujuh sempat pingsan, kemudian sadar dan berusaha merangkak keluar dari reruntuhan bersama dua temannya. Ia mengalami luka di bagian mata dan punggung yang masih terasa nyeri hingga kini.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Kolaborasi Penanganan Bencana

Andika menambahkan, Bramasgana terus berkoordinasi lintas pihak untuk memaksimalkan penanganan dan kerja tim bencana.

Sementara itu, Ketua MDMC PDM Sidoarjo, Ibnu Rusdi, menjelaskan peran MDMC dalam setiap fase penanggulangan bencana.

“MDMC hadir tidak hanya saat darurat, tetapi juga meliputi mitigasi, kesiapsiagaan, hingga rehabilitasi dan rekonstruksi. Misi kami adalah mengembangkan sistem penanggulangan bencana yang unggul dan tangguh di tengah masyarakat,” terangnya.

Dengan kolaborasi MDMC PDM Sidoarjo dan Bramasgana Umsida, diharapkan proses penanganan korban berjalan lebih cepat, bantuan tersalurkan, serta keluarga dan masyarakat mendapat dukungan moral.

Musibah robohnya mushola Ponpes Al Khoziny menjadi pengingat pentingnya sinergi antara lembaga, kampus, dan masyarakat dalam menghadapi bencana secara cepat, terkoordinasi, dan penuh empati. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments