Search
Menu
Mode Gelap

Menggerakkan Ekonomi Cabang dan Ranting Muhammadiyah

Menggerakkan Ekonomi Cabang dan Ranting Muhammadiyah
pwmu.co -
Fathurrahim Syuhadi

PWMU.CO – Sejak awal berdirinya, Muhammadiyah telah menunjukkan komitmen besar terhadap pemberdayaan ekonomi umat. KH Ahmad Dahlan memahami bahwa dakwah tidak cukup hanya melalui ceramah dan pengajian, melainkan harus dibarengi dengan aksi nyata dalam memperbaiki kondisi sosial-ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, sejak awal Muhammadiyah mendorong warganya untuk mandiri secara ekonomi agar mampu menjadi pelaku perubahan, bukan sekadar objek penderita.

Ranting Muhammadiyah merupakan garda terdepan dalam dakwah persyarikatan. Berada di tingkat desa atau kelurahan, Ranting menjadi ujung tombak dalam membina umat secara langsung. Oleh karena itu, menghidupkan ekonomi di tingkat Ranting sejatinya adalah upaya strategis untuk membangkitkan kekuatan umat dari akar rumput.

Namun, upaya ini tentu penuh tantangan. Banyak Cabang dan Ranting Muhammadiyah masih mengalami kesulitan dalam menggerakkan aktivitas ekonomi karena keterbatasan sumber daya manusia. Minimnya permodalan awal dan belum terbentuknya budaya bisnis kolektif yang kuat di kalangan warga menjadi alasan.

Tantangan Struktural dan Kultural

Salah satu tantangan besar adalah masih kuatnya budaya usaha secara individu di kalangan warga Muhammadiyah. Banyak yang lebih memilih menjalankan usaha secara mandiri daripada bergabung dalam wadah usaha kolektif seperti koperasi.

Selain itu, dalam sebagian besar kegiatan di Cabang dan Ranting, urusan ekonomi seringkali masih dipandang sebagai agenda tambahan, kalah penting dibanding kegiatan pengajian, keagamaan, pendidikan atau sosial lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa agenda pemberdayaan ekonomi belum menjadi arus utama (mainstream) dalam gerakan Muhammadiyah di tingkat akar rumput. Padahal, jika ekonomi tidak diperkuat, daya dukung dakwah dan gerakan sosial lainnya akan sangat terbatas.

Di balik tantangan tersebut, terdapat peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Muhammadiyah memiliki jaringan organisasi yang luas, infrastruktur kelembagaan yang tertata, serta semangat gotong royong yang masih hidup di banyak tempat.

Basis jamaah yang besar adalah potensi luar biasa jika digerakkan untuk membangun ekonomi kolektif.

Di era digital saat ini, transformasi ekonomi bisa dilakukan dengan lebih cepat. Edukasi digital, e-commerce, dan integrasi data ekonomi warga bisa menjadi alat penting untuk mempercepat pertumbuhan usaha warga Muhammadiyah di tingkat Cabang dan Ranting.

Ekonomi sebagai Medan Dakwah Strategis

Saat ini, ekonomi menjadi salah satu medan dakwah paling strategis. Ketika ketimpangan sosial semakin tajam dan kemandirian umat melemah, maka gerakan ekonomi Muhammadiyah, khususnya di Cabang dan Ranting, hadir sebagai solusi yang konkret dan berkeadilan.

Kemandirian ekonomi bukan hanya menyangkut soal kesejahteraan material, tetapi juga menyangkut kehormatan, daya tawar, dan eksistensi umat di tengah masyarakat.

Ketika Muhammadiyah memiliki kekuatan ekonomi yang kokoh, maka gerak dakwah akan semakin luas. Program sosial semakin berdampak, dan visi besar untuk memajukan dan mencerahkan kehidupan umat semakin nyata.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Inilah pentingnya menghidupkan gerak ekonomi dari Ranting, dari dan untuk jamaah, demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Gerak ekonomi tidak akan berjalan tanpa kepemimpinan yang visioner dan kolektif. Pimpinan Cabang dan Ranting perlu menempatkan agenda ekonomi sebagai bagian integral dari strategi dakwah dan pengembangan organisasi.

Diperlukan sinergi antarunsur, seperti Majelis Ekonomi, Lazismu, Majelis Pendidikan, serta ortom (organisasi otonom) dalam merancang dan menjalankan program-program ekonomi yang konkret dan berkelanjutan.

Kolaborasi dengan pihak luar seperti koperasi mitra, UMKM lokal, pemerintah desa, serta komunitas digital juga sangat diperlukan. Banyak program Corporate Social Responsibility (CSR), pendampingan UMKM, dan pelatihan kewirausahaan yang bisa diakses apabila Cabang dan Ranting proaktif menjalin komunikasi dan kemitraan.

Gagasan dan Aksi Nyata

Cabang dan Ranting Muhammadiyah dapat memulai langkah konkret dengan memfasilitasi tumbuhnya usaha mikro warga. Misalnya dengan membuka pasar mingguan, warung jamaah, layanan katering, atau toko bahan pokok.

Sinergi dengan Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, IPM, IMM, Tapak Suci maupun Hizbul Wathan juga dapat memperluas jejaring usaha dan pemasaran.

Pemanfaatan teknologi digital dan media sosial juga membuka ruang bagi pemasaran produk lokal secara lebih luas. Selain itu, pengelolaan wakaf produktif seperti tanah pertanian, bangunan usaha, atau rumah kontrakan bisa menjadi sumber pemasukan tetap untuk mendukung kegiatan Cabang dan Ranting.

Model wakaf produktif seperti ini telah banyak diterapkan di berbagai tempat dan bisa direplikasi sesuai dengan kebutuhan dan konteks lokal masing-masing.

Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang tidak hanya bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan, dan sosial keagamaan, tetapi juga harus kuat dalam bidang ekonomi. Sebab, kekuatan umat tidak akan kokoh tanpa fondasi ekonomi yang kuat. Dalam hal ini, Cabang dan Ranting Muhammadiyah memegang peran vital sebagai motor penggerak dari bawah.

Gerakan ekonomi yang tumbuh dari level akar rumput inilah yang akan menopang kekuatan organisasi secara menyeluruh. Mari jadikan Cabang dan Ranting bukan hanya sebagai pusat dakwah spiritual, tetapi juga sebagai pusat kekuatan ekonomi umat. (*)

Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Alfain Jalaluddin Ramadlan

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments