Search
Menu
Mode Gelap

Menghindari Titik Ekstrim dalam Keluarga

Menghindari Titik Ekstrim dalam Keluarga
Oleh : Nashifah Shalihah Nugroho Mahasiswa di Universitas Airlangga
pwmu.co -

Pernahkah Anda merasa berat untuk berpisah dengan keluarga?

Terusik oleh pikiran tentang perpisahan di masa depan yang tak terhindarkan, atau merasa janggal saat harus melakukan sesuatu tanpa kehadiran mereka?

Perasaan-perasaan ini lumrah terjadi, terutama bagi mereka yang memiliki rasa kekeluargaan yang kuat, di mana ikatan emosional menjadi pusat dari eksistensi mereka.

Bagi sebagian orang, “rumah” bukan sekadar bangunan fisik, melainkan pusat gravitasi emosional yang menarik mereka kembali berulang kali.

Di hari libur, alih-alih bepergian sendiri atau mengejar hobi pribadi, pilihan untuk pulang ke rumah terasa lebih alami dan menenangkan.

Setiap rencana waktu luang cenderung dikoordinasikan dengan jadwal keluarga, didasari keyakinan mendalam bahwa kebersamaan adalah yang utama dan tak tergantikan.

Bahkan, kekhawatiran akan perasaan kesepian anggota keluarga saat tinggal sendiri sering kali muncul, menunjukkan betapa kuatnya rasa tanggung jawab emosional tersebut.

Semua ini bermuara pada satu hal fundamental: keterikatan emosional yang kuat.

Mengutamakan keluarga di atas segalanya adalah manifestasi nyata dari apa yang dalam psikologi keluarga disebut kohesi keluarga (family cohesion).

Ini adalah dinamika kompleks yang membentuk cara kita berinteraksi dan merasakan tempat kita dalam unit keluarga.

Memahami Kohesi Keluarga Secara Mendalam

Kohesi keluarga dapat didefinisikan sebagai ikatan emosional yang kuat antar anggota keluarga, yang ditandai dengan kepedulian mendalam, dukungan timbal balik, dan keinginan tulus untuk menghabiskan waktu bersama.

Tingkat kohesi ini memiliki kaitan yang sangat erat dengan kesejahteraan hidup seseorang secara keseluruhan.

Keluarga dengan kohesi tinggi cenderung memberikan emosi positif, rasa aman, dan dukungan kuat bagi anggotanya, memupuk individu yang lebih tangguh secara emosional.

Sebaliknya, keluarga dengan kohesi rendah lebih rentan mengalami masalah dalam hubungan, dinamika internal yang disfungsional, dan kerentanan diri, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian (Roman et al., 2025).

Namun, pertanyaan kritis pun muncul: seberapa erat ikatan itu seharusnya? Apakah “terlalu dekat” selalu baik, atau justru bisa menjadi bumerang? Di sinilah pentingnya memahami spektrum kohesi yang sehat dan tidak sehat.

Spektrum Kohesi: Menemukan Keseimbangan Ideal

Berdasarkan Circumplex Model of Marital & Family Systems yang dikembangkan oleh David Olson (2000), kohesi keluarga bergerak dalam spektrum empat tingkatan yang berbeda, masing-masing dengan karakteristik uniknya:

Disengaged (Sangat Rendah): Pada tingkat ini, anggota keluarga sangat mandiri, dengan keterpisahan emosi yang ekstrem. Individualitas diagungkan di atas segalanya, dan ikatan antar anggota sangat lemah, seringkali terasa terasing satu sama lain.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Separated (Rendah ke Menengah): Tingkat ini menunjukkan adanya keterpisahan ikatan emosi, tetapi tidak seekstrem disengaged. Mereka masih memiliki otonomi pribadi yang kuat, namun tetap meluangkan waktu dan memiliki kepedulian untuk beraktivitas bersama secara berkala.

Connected (Menengah ke Tinggi): Di sini, keterikatan emosi sudah kuat, dan kebersamaan sering diutamakan daripada waktu pribadi. Ada rasa “kita” yang kental, meskipun ruang pribadi masih diakui dan dihormati pada tingkat tertentu.

Enmeshed (Sangat Tinggi): Ini adalah kondisi keterikatan emosi yang ekstrem. Setiap anggota menjadi sangat dependen satu sama lain, sehingga hampir tidak menyisakan ruang pribadi yang sehat. Batasan pribadi sering kabur dan sulit dibedakan.

Dalam spektrum ini, disengaged dan enmeshed adalah dua titik ekstrem yang berpotensi menimbulkan masalah signifikan dalam hubungan keluarga.

Tingkat separated dan connected dianggap sebagai tingkatan yang seimbang dan ideal untuk dijaga.

Keseimbangan ini memungkinkan adanya kepedulian tulus terhadap aktivitas bersama dan kesejahteraan keluarga, sekaligus menghargai individualitas dan kebutuhan setiap anggota untuk berkembang secara mandiri.

Faktor Penghambat dan Kembali ke Pilihan Pribadi

Emosi, waktu berkualitas, dan komunikasi terbuka adalah pilar utama dalam membangun dan memelihara kohesi keluarga yang sehat.

Namun, pilar-pilar ini seringkali terhambat oleh realitas kehidupan modern dan beberapa faktor eksternal:

  • Kurangnya komunikasi yang berkualitas: Dialog yang minim atau tidak efektif dapat menggerus ikatan emosional seiring waktu.
  • Kesibukan aktivitas masing-masing anggota keluarga: Jadwal padat seringkali menjadi penghalang utama untuk kebersamaan.
  • Dampak negatif teknologi: Penggunaan gawai yang berlebihan dapat menciptakan jarak, bahkan saat berada di ruangan yang sama.
  • Masalah ekonomi: Tekanan finansial dapat memicu stres dan ketegangan yang mengganggu dinamika keluarga.
  • Kondisi sosial-budaya tertentu: Norma sosial tertentu juga dapat memengaruhi cara pandang terhadap peran dan ikatan keluarga.

Faktor-faktor ini tidak hanya berdiri sendiri, tetapi dapat menciptakan permasalahan yang saling berhubungan, merenggangkan ikatan keluarga, dan memerlukan penelusuran akar masalah yang cermat serta upaya bersama untuk mengatasinya.

Pada akhirnya, tingkat kedekatan dalam keluarga kembali kepada pilihan dan kenyamanan pribadi tiap individu.

Apakah Anda menyukai kemandirian mutlak? Ataukah Anda mendambakan kedekatan yang intens dan saling bergantung?

Memiliki hubungan yang erat dengan keluarga adalah hal yang baik dan sehat, sumber kekuatan yang tak ternilai.

Namun, penting untuk tetap memperhatikan kenyamanan diri sendiri dan batasan pribadi.

Tidak apa-apa untuk sesekali menikmati kesenangan seorang diri, mengejar impian pribadi, atau menghabiskan waktu berkualitas bersama teman-teman.

Dengan fondasi ikatan keluarga yang baik dan seimbang (separated atau connected), setiap anggota dapat mengerti bahwa, dalam kehidupan, akan selalu ada tahapan perpisahan, pertumbuhan pribadi, dan kemandirian yang perlu dijalani untuk menjadi individu yang utuh.***

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments