Search
Menu
Mode Gelap

Menikmati Kemerdekaan dalam Kehidupan yang Penuh Dinamika

Menikmati Kemerdekaan dalam Kehidupan yang Penuh Dinamika
pwmu.co -

Kemerdekaan bukan hanya terbebas dari penjajahan fisik. Tetapi juga kebebasan untuk hidup bermartabat, berkarya, dan beribadah dengan tenang.

Bagi seorang mukmin, menikmati kemerdekaan berarti mengisinya dengan nilai-nilai iman, syukur, dan sabar. Sehingga setiap momen hidup menjadi jalan menuju ridha Allah.

Dalam kehidupan yang penuh dinamika, seorang mukmin memiliki keistimewaan luar biasa. Ia selalu berada dalam kebaikan, apapun yang menimpanya.

Saat kenikmatan datang, ia tidak larut dalam kesenangan semata, tetapi mengiringinya dengan syukur yang tulus.

Saat musibah menghampiri, ia tidak tenggelam dalam kesedihan, melainkan menghadapinya dengan kesabaran yang kokoh.

Rasulullah Saw bersabda “Sungguh menakjubkan perkara orang mukmin, sesungguhnya
semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu baik baginya. Dan jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, maka itu baik baginya. Dan itu tidaklah dimiliki oleh siapa pun kecuali orang mukmin.” (HR. Muslim)

Hadis ini mengajarkan bahwa sikap seorang mukmin tidak diukur dari kondisi luar yang ia hadapi, tetapi dari respons batin yang ia pilih. Kemerdekaan hati inilah yang menjadikan seorang beriman tetap tegar di tengah gelombang hidup.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman “Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu; tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Syukur adalah kunci untuk mempertahankan nikmat, bahkan memperbesarnya. Dalam konteks kemerdekaan bangsa, syukur berarti menjaga persatuan, menghindari perpecahan, dan mengisi kebebasan dengan amal yang bermanfaat bagi masyarakat.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Demikian pula, ketika ujian datang, Allah memerintahkan kesabaran sebagai benteng hati “Dan mohonlah pertolongan dengan sabar dan salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Kesabaran bukanlah pasrah tanpa usaha, melainkan kekuatan untuk tetap istiqamah dalam kebaikan meski jalan terasa berat.

KH. Ahmad Dahlan pernah menasihatkan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Dalam makna yang lebih luas, nasihat ini mengajarkan agar kita menghidupkan negeri dan umat dengan kontribusi nyata, bukan sekadar mengambil manfaat darinya.

Menikmati kemerdekaan sebagai seorang mukmin berarti memiliki pandangan hidup yang seimbang. Kita tidak terbuai dalam euforia kebebasan hingga lalai.

Tidak terpuruk dalam ujian hingga putus asa. Kita menyadari bahwa setiap detik hidup adalah kesempatan untuk menambah bekal menuju akhirat.

Maka, marilah kita jadikan kemerdekaan ini sebagai momentum untuk memperkuat iman, memperbanyak syukur, memperdalam sabar, dan mempersembahkan karya terbaik untuk bangsa.

Dengan begitu, kita tidak hanya menikmati kemerdekaan secara lahir, tetapi juga merasakannya secara batin—kemerdekaan hati yang tak ternilai harganya. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments