Santri Pondok Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik terus dilatih menjadi generasi yang berilmu, berakhlak, serta memiliki kemandirian hidup.
Salah satu bentuk pendidikan kemandirian tersebut terlihat dari keterlibatan mereka dalam unit usaha pesantren berupa Depo Air Minum.
Program ini bukan sekadar kegiatan usaha, tetapi menjadi sarana pelatihan nyata bagi para santri dalam memahami tanggung jawab, melatih profesionalitas, dan menerapkan nilai-nilai kewirausahaan secara langsung.
Pondok pesantren ini sendiri berdiri di atas tanah wakaf seorang dermawan asal Gresik, H. Bisri Ilyas. Beliau mewakafkan tanah tersebut dengan harapan besar: terwujudnya sebuah pesantren yang melahirkan para penghafal Al-Qur’an yang cerdas, berakhlak, sekaligus memiliki jiwa entrepreneur.
Cita-cita itu menjadi ruh bagi setiap program pendidikan yang dijalankan, termasuk pembinaan kemandirian melalui unit usaha depo air minum.
Awal berdirinya depo air minum ini mendapat dukungan penuh dari PCM dan PCA yang memberikan modal awal pembangunan. Dukungan tersebut menunjukkan komitmen kuat para pengurus dalam mengembangkan usaha produktif yang melibatkan langsung para santri.
Dengan adanya sinergi ini, pesantren mampu menghadirkan lingkungan pendidikan yang tidak hanya fokus pada ilmu agama. Tetapi juga pembentukan karakter kerja dan kemandirian ekonomi.
Setiap hari, santri dijadwalkan untuk mengirim galon ke rumah-rumah pelanggan. Mereka bertanggung jawab menjaga kualitas air, memberikan pelayanan terbaik, serta memastikan pengantaran dilakukan tepat waktu.
Melalui kegiatan ini, santri belajar banyak hal: mulai dari kedisiplinan, komunikasi, etos kerja, hingga manajemen waktu. Mereka juga mengenal proses bisnis sederhana mulai dari produksi, pelayanan, hingga pemanfaatan hasil keuntungan.
Pengasuh Pondok Pesantren Entrepreneur Muhammadiyah menegaskan bahwa program ini adalah bagian dari upaya mewujudkan visi besar pesantren.
“Kami ingin santri memahami bahwa bekerja itu ibadah. Ketika mereka melayani masyarakat, mereka belajar amanah, tanggung jawab, dan menghargai setiap proses usaha. Ini akan menjadi bekal penting di masa depan” ujarnya.
Selain pengalaman berharga, para santri juga mendapatkan uang dari hasil usaha sebagai bentuk apresiasi. Dengan dukungan tanah wakaf dari H. Bisri Ilyas, modal PCM–PCA, dan partisipasi para santri, harapannya program ini terus menjadi ruang pembentukan karakter dan kemandirian santri di era modern.


0 Tanggapan
Empty Comments