Search
Menu
Mode Gelap

Menjemput Masa Depan, Melampaui Kelangkaan

Menjemput Masa Depan, Melampaui Kelangkaan
Dr. Anwar Hariyono
Oleh : Dr. Anwar Hariyono. SE., M. Si., CIAP., QRMP Dosen Universitas Muhammadiyah Gresik
pwmu.co -

Bayangkan Anda terbangun di tahun 2050, di sebuah rumah yang atapnya dipenuhi panel surya, listriknya bersumber dari energi bersih, dan air tawar mengalir dari hasil desalinasi laut.

Di dapur, sayuran segar tumbuh di kebun vertikal, dan daging yang Anda makan berasal dari laboratorium, bukan peternakan. Di luar, drone mengantarkan obat-obatan canggih yang diproduksi di pabrik luar angkasa.

Inilah gambaran masa depan yang dibuka oleh Ezra Klein dan Derek Thompson dalam Abundance, sebuah buku yang mengajak kita membayangkan dunia di mana kelangkaan bukan lagi takdir, melainkan pilihan yang bisa diubah.

Klein dan Thompson memulai dengan satu tesis sederhana: “Untuk memiliki masa depan yang kita inginkan, kita harus membangun dan menciptakan lebih banyak dari apa yang kita butuhkan. Itu saja.

Itulah tesisnya.” Namun, mereka segera menunjukkan bahwa realitas Amerika abad ke-21 adalah kisah tentang kelangkaan yang dipilih sendiri. Kita tahu apa yang harus dibangun untuk mengatasi krisis perumahan, energi, kesehatan, dan infrastruktur, tetapi sering kali kita gagal mewujudkannya karena alasan politik, birokrasi, dan ketakutan akan perubahan.

Buku ini membedah akar-akar kelangkaan yang disengaja, mulai dari kebijakan perumahan yang membatasi pembangunan, regulasi lingkungan yang menghambat energi bersih, hingga sistem pendanaan riset yang terlalu berhati-hati.

“Kita mengatakan ingin menyelamatkan planet dari perubahan iklim. Tapi dalam praktiknya, banyak orang Amerika justru menentang revolusi energi bersih, bahkan negara bagian liberal pun menutup pembangkit nuklir nol karbon dan memprotes proyek tenaga surya,” tulis mereka.

Salah satu kekuatan utama Abundance adalah kemampuannya menghubungkan masalah-masalah besar seperti perumahan, energi, inovasi, birokras dibangun dengan narasi politik dan budaya yang lebih luas.

Klein dan Thompson menyoroti bagaimana baik kanan maupun kiri politik Amerika sama-sama terjebak dalam narasi kelangkaan: kanan cenderung memuja masa lalu dan menolak perubahan, sementara kiri sering kali terjebak dalam prosedur dan regulasi yang akhirnya menghambat kemajuan yang mereka cita-citakan sendiri.

Solusi yang ditawarkan buku ini tidak sekadar daftar kebijakan, melainkan perubahan paradigma. Pertama, mereka menekankan pentingnya membangun kapasitas negara (state capacity).

Pemerintah harus mampu bertindak efektif, bukan hanya menambah aturan dan prosedur.

“Legitimasi bukan hanya atau bahkan bukan terutama atas produk dari prosedur yang diikuti lembaga pemerintah,” tulis mereka. “Legitimasi muncul dari persepsi bahwa pemerintah mampu, terinformasi, cepat, responsif, dan adil.”

Kedua, mereka mengajak pembaca untuk berani mengambil risiko dalam inovasi. Sistem pendanaan riset Amerika, terutama di bidang kesehatan, terlalu bias pada proyek-proyek yang aman dan sudah terbukti, sehingga banyak ide-ide radikal seperti teknologi mRNA yang akhirnya menyelamatkan jutaan nyawa saat pandemi COVID-19, hampir saja tidak pernah didanai.

“Kita punya masalah institusi yang kaku menghalangi penemuan,” kata Pierre Azoulay, ekonom MIT yang dikutip dalam buku ini.

Ketiga, Abundance menyoroti pentingnya mempercepat pembangunan infrastruktur dan teknologi. Mereka mengkritik proses perizinan dan birokrasi yang membuat proyek-proyek besar seperti kereta cepat California atau pembangunan energi terbarukan berjalan sangat lambat dan mahal.

“Apa yang membuat proyek kereta cepat California begitu lama bukanlah memalu paku atau menuang beton. Tapi negosiasi dengan pengadilan, pendana, pemilik bisnis, pemilik rumah, petani. Negosiasi itu memakan waktu, yang berarti biaya,” jelas mereka.

Keempat, mereka mengusulkan agar pemerintah menjadi “detektif bottleneck” mengidentifikasi hambatan utama di setiap sektor, lalu secara aktif mencari cara untuk mengatasinya, baik dengan menghapus regulasi yang tidak perlu, mempercepat perizinan, atau menciptakan insentif baru seperti advance market commitments untuk teknologi bersih.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Buku ini juga penuh dengan contoh konkret yang memperkuat argumen mereka. Misalnya, mereka membandingkan Houston dan San Francisco dalam hal kebijakan perumahan.

Houston, yang hampir tidak memiliki aturan zonasi, mampu membangun rumah jauh lebih banyak dan murah dibandingkan San Francisco yang penuh pembatasan.

Hasilnya, tingkat tunawisma di Houston jauh lebih rendah, dan biaya membangun rumah untuk warga miskin pun hanya sepertiga dari San Francisco.

Dalam bidang energi, mereka menyoroti bagaimana Amerika pernah memimpin inovasi panel surya, tetapi gagal membangun industri manufaktur dan akhirnya kalah dari Jerman dan China yang lebih konsisten dalam mendukung produksi massal.

“Selama tujuh puluh tahun terakhir, kita terlalu sering mengikuti pola yang sama untuk menemukan, tapi tidak mengimplementasikan,” tulis mereka.

Kisah sukses Operation Warp Speed dalam pengembangan vaksin COVID-19 juga menjadi contoh bagaimana fokus, keberanian mengambil risiko, dan kemitraan antara pemerintah dan swasta bisa menghasilkan terobosan besar dalam waktu singkat.

“Bagian terpenting dari Operation Warp Speed adalah fokus. Setiap keputusan diambil berdasarkan satu tujuan: mengirimkan setidaknya satu vaksin yang aman dan efektif, diproduksi massal, sebelum akhir tahun,” kata Paul Mango, salah satu pemimpin program tersebut.

Namun, Klein dan Thompson tidak menutup mata pada tantangan dan dilema yang dihadapi. Mereka mengakui bahwa setiap solusi membawa trade-off: mempercepat pembangunan bisa berarti mengurangi partisipasi publik atau mengorbankan beberapa standar lingkungan; mendanai riset berisiko tinggi berarti menerima lebih banyak kegagalan.

Tetapi, menurut mereka, “Pemerintah yang memilih adalah pemerintah yang bekerja.”

Pada akhirnya, Abundance adalah seruan untuk membangun kembali kepercayaan pada masa depan.

“Abundance mengandung kebesaran yang sesuai dengan proyek Amerika. Ia adalah janji bukan hanya lebih banyak, tapi lebih banyak dari apa yang penting. Ia adalah komitmen pada kerja institusional tanpa akhir. Ia adalah pengakuan bahwa teknologi adalah inti dari kemajuan, dan selalu begitu. Ia adalah liberalisme yang membangun,” tutup mereka. (*)

 


Buku Abundance

Penulis : Ezra Klein Dan Derek Thompson
Tahun Terbit : 2025 (18 Maret)
Penerbit : Profile Books Ltd
Page : 304
ISBN : 9781805226062
Subjek : Seni, Bahasa & Sastra, Bisnis & Manajemen, Iklim & Lingkungan, Problem Terkini, Politik dan Ekonomi.

 

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments