Suara lantunan ayat suci terdengar lembut di halaman Perguruan Muhammadiyah Cerme sejak Sabtu pagi (11/10/2025). Udara sejuk berpadu dengan gema tilawah yang mengalun dari ruang-ruang kelas yang disulap menjadi arena lomba.
Di tempat inilah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-5 Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gresik digelar. Kegiatan ini bukan sekadar ajang perlombaan, melainkan wujud ikhtiar spiritual dan intelektual untuk menumbuhkan tradisi ilmiah dan Qur’ani di tubuh persyarikatan.
Di Bawah Cahaya Kalam Ilahi
Sebanyak 19 Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dari berbagai wilayah di Gresik berkumpul, membawa 212 peserta yang sebagian besar merupakan siswa, santri, dan anggota aktif amal usaha Muhammadiyah. Mereka hadir bukan hanya untuk berkompetisi, tetapi juga meneguhkan jati diri sebagai generasi Qur’ani yang berilmu dan beradab.
Ketua Panitia Pelaksana MTQ ke-5, Hasan Abidin, menjelaskan bahwa kegiatan ini mencakup tujuh cabang lomba: Tilawatil Qur’an, Hifzh Qur’an, Fahmi Qur’an, Syarh Qur’an, Khath Qur’an, Musabaqah Makalah Ilmiah Qur’an, serta cabang khusus Disabilitas Tahfidz dan Tilawah Qur’an.
“Setiap cabang juga dibagi dalam beberapa kategori,” ujarnya.
Keterlibatan peserta disabilitas menjadi penanda penting bahwa semangat membaca dan memahami wahyu tidak mengenal batas fisik. Di sinilah nilai humanistik Islam terasa nyata—Al-Qur’an menjadi rumah bagi semua insan.
Dari Kompetisi Menuju Tradisi Ilmiah
MTQ di lingkungan Muhammadiyah bukan sekadar ajang untuk menilai suara merdu atau hafalan kuat. Lebih dari itu, ia merupakan gerakan kultural untuk membangun tradisi berpikir dan beramal berdasarkan nilai-nilai wahyu. “Target musabaqah ini adalah terbentuknya tradisi ilmiah di kalangan warga Muhammadiyah. Kami ingin melahirkan kader-kader Qur’ani yang unggul dalam bidang keilmuannya,” jelas Hasan Abidin.
Istilah tradisi ilmiah menjadi kunci penting. Sebagai gerakan tajdid (pembaharuan), Muhammadiyah memahami Al-Qur’an bukan hanya sebagai teks untuk dilantunkan, tetapi juga sumber ilmu pengetahuan dan peradaban. Dalam konteks itu, MTQ menjadi ruang pertemuan antara tilawah (bacaan penuh makna) dan tadabbur (perenungan mendalam).
Salah satu cabang, Musabaqah Makalah Ilmiah Al-Qur’an, mencerminkan semangat tersebut. Para peserta tidak sekadar menulis, tetapi juga menafsirkan realitas sosial melalui perspektif Qur’ani. Di tangan mereka, ayat-ayat suci menjadi inspirasi untuk menjawab tantangan zaman, mulai dari isu lingkungan, pendidikan, hingga kemanusiaan.
Menanamkan Cinta, Bukan Sekadar Juara
Bagi Hasan, MTQ bukan sekadar tempat melahirkan juara podium, melainkan wadah membentuk karakter Qur’ani yang mencintai Al-Qur’an dengan kesadaran, bukan karena lomba. “Kami berharap para peserta bisa berkompetisi secara sportif dan meningkatkan kecintaan mereka terhadap Al-Qur’an,” ujarnya penuh harap.
Di sela perlombaan, para guru dan pembimbing tampak mendampingi peserta dengan khidmat. Beberapa peserta kecil terlihat menunduk khusyuk sebelum naik panggung tilawah, sementara dewan juri menilai dengan teliti. Dari wajah-wajah itu terpancar keyakinan bahwa setiap huruf yang dibaca adalah ibadah, dan setiap makna yang ditulis merupakan amal jariyah.
Cahaya yang Tak Padam
Musabaqah ini memang akan berakhir pada Ahad sore, tetapi gema tilawahnya akan terus hidup di hati para peserta. Di balik naskah makalah, goresan khath, dan hafalan yang terpatri, tumbuh semangat baru: menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber daya intelektual dan moral warga Muhammadiyah Gresik.
Di tengah hiruk pikuk dunia modern yang bising oleh teknologi dan informasi, kegiatan seperti MTQ menjadi oase. Ia mengingatkan bahwa kemajuan sejati tidak berarti menjauh dari wahyu, melainkan memaknainya kembali dalam konteks zaman. Dari Cerme, cahaya Kalam Ilahi itu berpendar, menerangi ruang-ruang pendidikan Muhammadiyah dan meneguhkan keyakinan bahwa masa depan umat tidak akan cerah tanpa Al-Qur’an di dada para pelajarnya.
Di situlah makna terdalam dari musabaqah ini: bukan tentang siapa yang terbaik membaca, tetapi siapa yang paling setia menjadikan Al-Qur’an sebagai jalan hidup.
Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-5 PDM Gresik (11–12/10/2025) diselenggarakan di Perguruan Muhammadiyah Cerme. Kegiatan ini diikuti 212 peserta dari 19 cabang Muhammadiyah dengan tujuh kategori lomba yang mencakup tilawah, hafalan, penulisan ilmiah, dan cabang disabilitas. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments