Search
Menu
Mode Gelap

Muhammad Syamsi: Ustadz yang Humoris dan Tausiyahnya Mudah Diterima

pwmu.co -
Dokumentasi Muhamamd Syamsi (kanan). (Istimewa/PWMU.CO)

PWMU.CO – Muhammad Syamsi lahir di Bulubrangsi, Laren, Lamongan, pada tahun 1933. Ia tergolong remaja yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Sejak umur 16 tahun Muhammad Syamsi sudah mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Godog.

Pendidikan yang dilalui Muhammad Syamsi di Madrasah Ibtidaiyah Godog Laren lulus tahun 1949, SMP di Tuban lulus 1953. Kemudian lulus dari pondok Darussalam Gontor Ponorogo tahun 1960.

Aktifitas mengajar Muhammad Syamsi dilakukan sejak berumur 16 tahun berbekal pengetahuan lulus Madrasah Ibtidaiyah. Sebagai guru ia haus akan ilmu, maka ia melanjutkan ke SMP dan setelah lulus mengajar lagi.

Dirasa lulusan SMP belum cukup sebagai bekal mengajar Muhammad Syamsi melanjutkan ke Pondok Darussalam Gontor. Sepulang dari Gontor, ia kembali ke habitatnya sebagai pengajar.

Ia pun mengajar di sejumlah sekolah atau madrasah seperti MIM Bulubrangsi, MIM Godog, SMPM 8 Godog, MAM 3 Godog, MTsM 4 Bulubrangsi, SMP dan SMA Pondok Karangasem Paciran

Pada tahun 1953 setelah lulus SMP dari Tuban Muhammad Syamsi, lalu menikah dengan Zulaekha, gadis asal Lohwahyu Gresik. Saat itu usianya menginjak 20 tahun.

Dokumentasi Muhammad Syamsi (kiri). (Istimewa/PWMU.CO)

Dari hasil perkawinannya dengan Zulaekha, ia dikaruniai anak 7 anak, mereka adalah Muhammad Layen Zunaedi, Shobahus Shurur, Zuhal (Meninggal usia 3 bulan), Nujum, Hamamah, Muhammad Hillal, dan Mubaqiroh.

Kecintaan akan ilmu bagi Muhammad Syamsi yang terbiasa puasa Senin Kamis tak menyurutkan langkahnya. Hal ini dibuktikan dia setelah menikah malah nyantri di pesantren Darussalam Gontor. Begitu lulus Muhammad Syamsi disambut kehadiran putra pertamanya.

Berbekal ilmu ini, dia meneruskan dan membangkitkan pondok pesantren yang dulu pernah dirintis oleh ayahnya KH Ismail Mursyidin yang berasal dari Pelangwod Laren pada tahun 1922. KH Ismail memiliki tiga putra, yakni Abu Sudjak, Muhammad Syamsi, dan Subakir.

Dalam hidupnya Muhammad Syamsi yang merupakan anak kedua ini selalu semangat. Hal itu ia padu dengan sejumlah resep agar fisik dan mental selalu bugar.

Resep itu adalah setiap bangun tidur selalu mandi, makan yang cukup, puasa Senin-Kamis dan hari-hari yang ditentukan, selalu gembira, olah raga setiap malam (maksudnya shalat tahajud), dan perjalanan hidup tidak dianggap sebagai beban. Terpenting lagi ia merasa tidak memiliki musuh.

Kegiatan mengajar Muhammad Syamsi sangat padat. Di tengah kesibukannya sebagai pengajar dan pendidik, dia masih meluangkan waktu untuk ceramah di berbagai tempat. Semua itu ia lakukan karena rasa tanggung jawab dan panggilan jiwa sebagai pelaku dakwah untuk syiar Islam.

Selain itu, hampir tiap malam dia juga membina generasi muda, di antaranya dengan menyelenggarakan kursus bahasa Inggris dan bahasa Arab, serta kajian dan pendalaman keislaman, di Musala depan rumahnya.

Muhammad Syamsi dikenal sebagai ustadz yang dalam memberikan tausiyahnya diselingi humor segar. Bahkan kadang para jamaah tertawa terpingkal pingkal, padahal ia tidak tertawa. Cara memberikan tausiyah atau nasehat juga mudah diterima.

Bahkan saat mengajar pun Muhammad Syamsi mampu menerangkan dengan santai dan penuh humor. Sehingga murid yang diajar pun merasakan senang. Ia pun menjadi idola para muridnya

Iklan Landscape UM SURABAYA

Muhammad Syamsi fisiknya sangat kuat sekali. Pagi mengajar, siang sampai sore masih mengajar. Bahkan sekolah tempat mengajar juga berjauhan.

Berkilo-kilo ia harus menmpuh dengan angkutan kendaraan umum. Bahkan dengan sabar dan telaten ia menunggunya antrian. Bila waktunya mengajar sudah mepet, Muhammad Syamsi terpaksa harus menggunakan jasa ojek.

Kehidupan Muhammad Syamsi sangat sederhana. Di mata keluarganya, Syamsi merupakan seorang ayah dan pendidik yang bijaksana. Ia lebih mengutamakan warisan ilmu pengetahuan kepada anak-anaknya daripada harta benda.

Hasilnya, keenam anaknya telah sukses dan mampu menyelesaikan studinya, bahkan ada yang sudah menjadi Doktor.

Alhamdulillah, Muhammad Syamsi telah memetik salah satu dari keberhasilannya mendidik anak-anaknya. Tahun 2000 ia bersama istrinya diberangkatkan haji oleh anak-anaknya.

Dokumentasi Muhammad Syamsi. (Istimewa/PWMU.CO)

Dalam kegiatan dakwah di Persyarikatan Muhammadiyah, Muhammad Syamsi adalah seorang aktivis tulen secara struktural. Ia membina jamaah dengan maksimal. Termasuk mendapat amanah di Ranting Muhammadiyah Bulubrangsi.

Di tingkat Cabang Muhammad Laren, Muhammad Syamsi pernah menduduki beberapa jabatan di bagian, majelis maupun wakil ketua. Pada periode 1990-1995. Muhammad Syamsi menduduki pucuk Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Laren

Kemudian di tingkat Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan, Muhammad Syamsi mendapat beberapa amanah, yakni periode 1990-1995 sebagai anggota Majelis Tarjih di bawah kepemimpinan KH Abdul Fatah.

Di usia yang semakin senja, Muhammad Syamsi menikmati hasil pemikiran dan jerih payahnya dengan perkembangan Pondok Pesantren Al-Ismaili yang diasuhnya.

Lokasi Pondok Pesantren ini berada di Desa Bulubrangsi Laren. Di Pondok Pesantren ini juga ini juga dilengkapi dengan pendidikan formal seperti SMP dan SMK

Selain pintar retorika, Muhammad Syamsi juga seorang penulis yang menghasilkan beberapa karya yang berupa buku. Buku yang ditulis bertemakan tentang etika atau kesopanan, cara mudah belajar bahasa Arab, dan beberapa Nadhom yang dihimpun selama ini sejak ia menjadi santri di Pondok Pesantren Darussalam Gontor.

KH Muhammad Syamsi atau yang dikenal Kiai Syamsi wafat pada hari Rabu (12/10/2022), dalam usia 89 tahun. Setelah Subuh ribuan pelayat turut mengiringi janazah sampai ke pemakaman Desa Bulubrangsi Laren Lamongan.(*)

Penulis Fathurrahim Syuhadi Editor Zahrah Khairani Karim

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments