PWMU.CO – Pada Hari Kamis (7/3/2025), Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia menegaskan bahwa Ummatan Wasatha harus memiliki sikap yang adil dan moderat.
“Ummatan Wasatha adalah umat yang adil, yang memiliki dua aspek utama, yaitu ‘Adilun fi ‘Ilmi dan ‘Adilun fi Hukmi. ‘Adilun fi ‘Ilmi merujuk pada sikap objektif dalam keilmuan, sedangkan ‘Adilun fi Hukmi berarti menegakkan hukum dengan adil,” ujarnya dalam Pengkajian Ramadan 1446 H Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, menambahkan bahwa konsep Ummatan Wasatha menuntut sikap tengah yang tidak ekstrem.
Ia mengutip tafsir Ibnu Katsir yang menjelaskan bahwa wasatha berarti pilihan terbaik, yakni keseimbangan antara nilai material dan spiritual, duniawi dan ukhrawi.
“Islam Wasathiyah adalah ajaran yang moderat dan bijaksana, berpijak pada ilmu, serta menjauhi prasangka yang dapat menyesatkan. Hanya dengan ilmu, seseorang dapat mencapai kebijaksanaan dan kebenaran,” jelas Mu’ti.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa Teologi Islam Wasathiyah Berkemajuan yang dikembangkan Muhammadiyah merupakan perpaduan antara Teologi Al-Ma’un dan Teologi Al-‘Ashr.
Konsep ini mempertegas posisi Muhammadiyah sebagai gerakan Islam tengahan, yang tidak condong ke ekstrem liberal maupun ekstrem konservatif.
Sebagai organisasi Islam berkemajuan, Muhammadiyah berkomitmen untuk mengembangkan Islam Wasathiyah dari perspektif teologis, ideologis, hingga praksis. Penguatan konsep ini menjadi penting di tengah tantangan global agar umat Islam tidak terjebak dalam ekstremisme kanan maupun kiri. (*)
Penulis Adi Amar Haikal Husin Editor Wildan Nanda Rahmatullah
0 Tanggapan
Empty Comments