
PWMU.CO – Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah (PPNA) melalui Departemen Kesehatan dan Lingkungan resmi meluncurkan program Bootcamp Duta Green Nasyiah, sebuah inisiatif nasional yang mengangkat peran perempuan dan keluarga dalam menjawab tantangan krisis iklim dan kerusakan lingkungan, Sabtu (17/5/2025).
Program ini merupakan bentuk konkret dari gerakan Green Nasyiah Berbasis Eco Family, sebuah konsep yang mengutamakan gaya hidup ramah lingkungan mulai dari ruang domestik yakni keluarga.
Selain itu, program ini hadir sebagai respons atas data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyatakan bahwa 80 persen perempuan adalah kelompok paling terdampak dari perubahan iklim. Dalam konteks sosial, perempuan tidak hanya menjadi korban, tetapi juga memiliki potensi luar biasa sebagai agen perubahan.
Sebanyak 90 persen perempuan bekerja di sektor domestik dan menjalankan peran penting dalam pengelolaan sumber daya alam, mulai dari penyediaan air bersih, pengelolaan sampah rumah tangga, hingga praktik agroforestri dan hortikultura. Perempuan juga menjadi garda terdepan dalam menjaga pangan keluarga dan kesehatan lingkungan sekitar.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah, Ariati Dina Puspitasari, menegaskan bahwa semangat perempuan dalam gerakan ini merupakan bagian dari etos spiritual dan sejarah panjang Islam.
“Jika Nusaibah binti Ka’ab adalah perisai Rasulullah saw, maka Duta Green Nasyiah adalah Nusaibah masa kin, perisai bagi alam semesta dan lingkungan berkelanjutan,” ujarnya dalam pembukaan kegiatan.
Bootcamp Duta Green Nasyiah ini dirancang untuk membekali para kader perempuan muda Muhammadiyah dari seluruh Indonesia dengan pemahaman dan keterampilan praktis tentang isu lingkungan, perubahan iklim, dan praktik eco-living dalam keluarga.
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring selama lebih dari satu bulan, mulai dari 17 Mei hingga 21 Juni 2025 mendatang, dengan rangkaian kegiatan yang mencakup webinar edukatif, diskusi panel, praktik komunitas, tantangan aksi lingkungan keluarga, hingga penilaian implementasi yang berkelanjutan.
Dalam sesi pembukaan, Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Dr Hanif Faisol Nurofiq, yang hadir sebagai keynote speaker, memberikan apresiasi atas inisiatif ini. Ia menegaskan bahwa kesadaran lingkungan adalah bagian integral dari ajaran Islam.
“Air, tanah, hutan dan segala bentuk kehidupan di dalamnya merupakan anugerah Allah SWT yang harus kita jaga dan kita perlakukan dengan penuh tanggung jawab. Umat muslim diajarkan untuk tidak berlebihan dalam penggunaan sumber daya alam, menghindari pemborosan, dan melakukan praktik-praktik yang dapat merusak lingkungan,” tuturnya.
Dukungan terhadap gerakan ini juga datang dari berbagai lembaga mitra, salah satunya Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI Bidang Pengumpulan, H Rizaludin Kurniawan SAg MS CFRM. Ia menyampaikan bahwa konsep Green Nasyiah sangat relevan dengan visi Green Zakat yang tengah dikembangkan BAZNAS.
“Saya sangat mengapresiasi PPNA yang menekankan pada Green Nasyiah berbasis Eco Family, karena semua itu bisa dimulai dari diri kita dan dari keluarga kita,” ujarnya.
Program ini tidak hanya bersifat edukatif, tetapi juga mengajak peserta untuk merancang Rencana Tindak Lanjut (RTL) dan melaksanakan aksi nyata di keluarga masing-masing.
Para peserta juga akan mengikuti tantangan selama hampir satu bulan untuk menerapkan perilaku ramah lingkungan seperti pengurangan sampah rumah tangga, pemanfaatan limbah organik, konservasi air, hingga edukasi anak-anak di rumah tentang pentingnya menjaga bumi. Tantangan ini menjadi bagian penting dari proses pembelajaran dan pemberdayaan yang berdampak langsung ke komunitas masing-masing.
Melalui pendekatan eco-family, Nasyiatul Aisyiyah menempatkan keluarga sebagai titik awal perubahan. Keluarga tidak hanya sebagai tempat reproduksi nilai, tetapi juga sebagai wahana strategis untuk menumbuhkan generasi yang sadar lingkungan dan berkomitmen menjaga bumi sebagai amanah. Dalam konteks inilah, Green Nasyiah tidak sekadar melakukan kampanye hijau, melainkan gerakan kultural dan spiritual yang berakar kuat pada nilai-nilai Islam berkemajuan.
Di tengah berbagai krisis ekologi yang semakin mengancam kualitas hidup dan masa depan bumi, gerakan Green Nasyiah menjadi suara alternatif dari komunitas perempuan Muslim muda Indonesia untuk menghadirkan harapan baru. Harapannya setiap rumah bisa menjadi taman hijau dan setiap perempuan bisa menjadi penjaga bumi. (*)
Penulis Zahro Editor Ni’matul Faizah


0 Tanggapan
Empty Comments