MTs Muhammadiyah 3 (Muga) Sumberrejo Bojonegoro menggelar kegiatan parenting perdana pada Selasa (24/12/2025) di Aula MAM 1 Sumberrejo. Acara yang awalnya direncanakan di Masjid At-Taqwa Sumberrejo ini dipindah ke aula demi kelancaran kegiatan. Parenting ini dirangkai dengan pembagian rapor Semester I Tahun Ajaran 2025/2026.
Kegiatan menghadirkan psikolog RS ‘Aisyiyah Bojonegoro, Hayyin Mubarok, S.Psi, dengan tema “Menjadi Partner Bertumbuh Masa Remaja di Era Digital.” Parenting menjadi agenda rutin MTs Muga yang digelar dua kali setahun sebagai upaya menyelaraskan sinergi antara madrasah dan orang tua dalam mendidik siswa.
Peran Orang Tua di Era Digital
Dalam sambutannya, Kepala MTs Muga Sumberrejo Khoerul Isnaini, S.Pd, menegaskan pentingnya parenting sebagai bagian dari program kerja madrasah. Ia menyampaikan bahwa madrasah tidak dapat berjalan sendiri tanpa kolaborasi orang tua.
“Parenting ini penting untuk memahami cara mendidik anak di era digital. Kita perlu bekerja sama, menyamakan visi, meningkatkan pengetahuan, membangun karakter, dan memperkuat sinergi antara guru dan orang tua,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kebiasaan baik seperti salat dhuha di sekolah perlu dilanjutkan di rumah agar pembiasaan siswa berjalan selaras.
“Puncak dari ilmu adalah akhlak. Kita ingin memastikan anak tumbuh secara fisik dan psikis dengan baik,” tegasnya.
Apresiasi Majelis Dikdasmen PCM Sumberrejo
Ketua Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Sumberrejo, Ir. Priyono, turut memberikan sambutan. Ia menyampaikan apresiasi kepada madrasah atas terselenggaranya parenting.
“Guru itu shine and brighten, bersinar dan mencerahkan. Di balik itu ada proses panjang. Jangan takut gagal, tetapi takutlah jika anak-anak kita gagal meraih cita-citanya,” ungkapnya mengutip Nelson Mandela.
Pentingnya Pendampingan Digital
Psikolog Hayyin Mubarok membuka materinya dengan suasana ringan. Ia banyak berbagi pengalaman selama menangani kasus psikologi di RS ‘Aisyiyah, termasuk pengalaman saat banjir Bojonegoro tahun 2007.
Hayyin menekankan bahwa masalah kecanduan gawai pada anak sering berawal dari kebiasaan orang tua.
“Jika orang tua tidak mengatur waktu penggunaan HP, anak akan menirunya. Setelah magrib hingga isya adalah waktu terbaik untuk mengajak anak membaca Al-Qur’an,” jelasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya mengecek kondisi psikologis anak, menghindari kata-kata negatif, serta memperbanyak doa-doa baik untuk mereka. Ia mengutip makna QS. An-Nahl: 78 sebagai dasar pentingnya pendidikan sejak dini.
Menurutnya, beberapa ancaman digital yang harus diperhatikan orang tua meliputi: cyberbullying, paparan konten tidak pantas, kecanduan gawai, gangguan kecemasan, kelainan obsesif, dan kleptomania akibat kurangnya pembiasaan memberi.
“Banyak masalah anak dapat diselesaikan dengan memperpanjang sujud. Dari situ, Allah memberikan ketenangan dan solusi,” tuturnya.
Usai pemaparan materi, sesi tanya jawab berlangsung aktif. Hayyin memberikan berbagai solusi praktis atas masalah pengasuhan yang dialami para orang tua.
Sebagai penutup, ia menyampaikan pesan mendalam kepada guru dan orang tua.
“Menjadi guru bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga mendengarkan keluh kesah anak. Mari kita bersyukur atas karunia berupa anak, dan mendampingi mereka dengan penuh cinta,” pesannya. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments