Search
Menu
Mode Gelap

Parenting SD Muhlas Hadirkan Intan Erlita, Kupas Pola Asuh yang Salah

Parenting SD Muhlas Hadirkan Intan Erlita, Kupas Pola Asuh yang Salah
Intan Erlita menyampaikan materi parenting SD Muhlas, Healing Your Child: Luka jadi Cinta. Foto: Muriyono/PWMU.CO
pwmu.co -

Luka masa kecil dapat memengaruhi pola asuh seseorang ketika dewasa. Hal inilah yang dibahas dalam parenting class SD Muhammadiyah 11 Surabaya (SD Muhlas) pada Ahad (16/11/2025).

Kegiatan yang berlangsung di Aula AR Fachruddin lantai empat gedung SD Muhlas, Jalan Dupak Bangunsari 35–41 Surabaya, menghadirkan pembicara psikolog dari Jakarta, Intan Erlita, M.Psi.

Dalam paparannya bertajuk Healing Your Child: Luka Menjadi Cinta, Intan menjelaskan bahwa inner child merupakan kepribadian yang terbentuk dari pengalaman masa kecil, baik yang menyenangkan maupun yang menimbulkan luka. “Luka masa kecil bisa berdampak pada pola asuh yang salah ketika dewasa,” tegas founder @titikputih ini.

Melalui materi yang ditampilkan, Intan menyebutkan beberapa pola asuh yang keliru. Pertama, pola asuh otoriter yang lahir dari masa kecil penuh penolakan. Kedua, proyeksi ambisi, yaitu orang tua memaksa anak untuk meneruskan cita-citanya yang belum tercapai. Ketiga, gentle parenting yang keliru—anak tidak boleh dimarahi atau diberi konsekuensi—yang justru membuat anak kurang memiliki daya juang.

“Pola asuh itu menurun. Kita cenderung meniru pola asuh orang tua kita di masa lalu,” ujarnya.

Ia juga mengulas pandangan psikologi Islam dalam mendidik anak, yakni:
— Usia 0–7 tahun dididik dengan penuh kasih sayang.
— Usia 8–14 tahun dididik dengan kedisiplinan.
— Usia 15–21 tahun diperlakukan seperti sahabat.

Intan kemudian memaparkan tiga cara mengobati inner child: self-awareness (menyadari kesalahan), self-learning (mencari ilmu dan belajar memperbaiki diri), dan self-development (mengembangkan diri menjadi pribadi lebih baik).

“Yang paling penting adalah menghadirkan Allah dalam setiap langkah mendidik anak,” pesannya.

Ia menambahkan, cara paling cepat mengobati inner child adalah memaafkan dan tidak terus-menerus menyesali masa lalu.

Dalam sesi tanya jawab, salah satu wali murid bertanya tentang pola asuh yang optimal bagi orang tua yang bekerja. Intan menjawab bahwa yang terpenting adalah kualitas kebersamaan, bukan kuantitas. Ia juga mengingatkan agar orang tua tidak melampiaskan stres kerja kepada anak dan tidak merasa bersalah karena memilih untuk bekerja.

Saat menjawab pertanyaan tentang cara mendidik anak laki-laki, Intan menjelaskan bahwa anak laki-laki cenderung logis, visual, mudah terdistraksi, dan tidak menyukai penjelasan panjang.

Iklan Landscape UM SURABAYA

“Berkomunikasilah eye to eye dan langsung ke inti pembicaraan tanpa intimidasi,” jelasnya.

Penutup materi mengajak wali murid untuk memaafkan pola asuh orang tua di masa lalu dan memperbaiki pola asuh kepada anak demi hasil pendidikan yang lebih baik.

Acara parenting SD Muhlas juga dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya dr. Zuhrotul Mar’ah. Ia menyampaikan apresiasi dan menekankan pentingnya mendidik anak dengan bahasa hati (qalbu), agar orang tua menjadi sosok pertama yang dekat dengan anak.

Ketua panitia, Heny Herlina, turut menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada panitia, wali murid, guru, dan donatur atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Tanpa kerja sama yang baik, kegiatan ini tidak akan berjalan sukses,” ujarnya.

Wakil Ketua PCM Krembangan, H. Sutikno, S.Sos., M.H., menambahkan pentingnya sinergi antara orang tua dan guru. Ia juga mengingatkan agar orang tua lebih waspada, terutama memasuki musim penghujan.

Acara yang diikuti lebih dari 400 wali murid serta guru dan karyawan SD Muhlas ini juga dihadiri Ketua PCM Krembangan Akhwan Hamid, M.Pd.I, Ketua Komite SD Muhlas Dra. Hj. Rahmi Aprilawati, M.M., Sekretaris Majelis Dikdasmen dan PNF PCM Krembangan Tiara Anindya Virana, MSEI, serta jajaran pengurus Komite–Paguyuban SD Muhlas dari kelas 1 hingga kelas 6.

Kegiatan ditutup dengan ajakan untuk terus menambah wawasan melalui parenting dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments