Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Tulangan, Abdillah Adhi SE, menegaskan tekadnya untuk tetap berada di barisan terdepan melanjutkan tugas kenabian: memperbaiki akhlak generasi muda.
“Dengan bersekolah, umat akan terhindar dari kebodohan dan kemiskinan, khususnya di Tulangan,” ucapnya saat memberikan sambutan dalam Kajian Ahad Pagi PCM Tulangan di Masjid At-Taqwa Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Kenongo, Ahad (10/8/2025).
Kajian Ahad Pagi kali ini menghadirkan Dosen filologi Prodi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga, Prof Manachem Ali. Guru besar yang menguasai banyak bahasa, termasuk Ibrani (Yahudi) ini, pernah beragama Nasrani sebelum memutuskan menjadi mualaf pada 2005.
Dalam kajian ini, ribuan jamaah memadati masjid sejak pagi. Mereka datang dari pimpinan ranting Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Kecamatan Tulangan, guru dan karyawan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), Ortom, hingga simpatisan Muhammadiyah. Ratusan kendaraan roda dua dan roda empat memenuhi halaman masjid dan membludak hingga ke depan kantor pos dan Telkom Tulangan.
Adhi menegaskan, melalui AUM dan AUA, PCM Tulangan siap memfasilitasi pendidikan warga dari jenjang PAUD hingga SMA.
“Tidak ada lagi warga Muhammadiyah yang mengeluhkan tidak punya biaya menyekolahkan anaknya. Mari hidupkan AUM dengan mendaftarkan anak-anak kita di sekolah Muhammadiyah,” ajaknya.
Tak hanya fokus pada pendidikan, PCM Tulangan juga memprioritaskan pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
“Kalau ada kepala sekolah atau guru yang menolak siswa dari keluarga kurang mampu, kami akan ambil tindakan tegas,” tandasnya.
Ia juga menyinggung kondisi ekonomi nasional. Meskipun Indonesia kaya akan sumber daya alam seperti minyak bumi dan nikel, menurutnya, 82 persen pendapatan negara masih bergantung pada pajak rakyat, sementara utang luar negeri terus meningkat.
Meski demikian, Adhi tetap mengapresiasi capaian pemerintah di sektor pangan.
“Kita patut bangga, karena per Juni 2025 Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Indonesia telah mencapai swasembada pangan. Terakhir kita mencapainya pada 1984 di masa Presiden Soeharto,” pungkasnya. (*)


0 Tanggapan
Empty Comments