
PWMU.CO – Halaman parkir SD Mumtaz (SD Muhammadiyah 1&2 Taman) dipenuhi semangat luar biasa dari para siswa kelas 3. Hari ini bukan sekadar hari biasa, melainkan puncak dari perjalanan panjang mereka dalam memahami dan merawat bumi. Sebuah jejak kecil yang penuh makna: pengemasan produk turunan pupuk cair organik dalam pembelajaran Cleaning Time dan Life Skill, Rabu (12/02/2025.
Awalnya, para siswa agak takut jika pupuk cair ini akan berbau tidak enak. Namun, dengan takaran bahan yang tepat, pupuk cair organik buatan siswa kelas 3 SD Mumtaz tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
Koordinator kelas 3 SD Mumtaz, Ratna Ernawati menjelaskan, takaran pembuatan pupuk ini yaitu 500 gram sampah organik (sisa sayuran, kulit buah, daun kering), 100 gram gula merah atau molase, 200 ml bioaktivator atau larutan fermentasi EM4.
“Kami tidak menggunakan sampah hewani serta memastikan perbandingan bahan-bahannya sesuai. Sehingga pupuk cair organik buatan para siswa SD Mumtaz (SD Muhammadiyah 1&2 Taman) ini bersih dan tidak bau. Untuk pengemasannya kami membuat perbandingan 1 bagian pupuk cair dengan 10 bagian air bersih sebelum dimasukkan ke botol kemasan,” jelasnya.
Ratna menambahkan, pupuk cair organik ini mengandung nutrisi lengkap seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan tanaman. Sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat pertumbuhan tanaman, juga sebagai pestisida alami yang hemat biaya serta ramah lingkungan.
PCO Mumtaz
Dua bulan yang lalu, tangan-tangan mungil mereka telah memulai perjalanan ini. Dengan bimbingan dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur, mereka meramu dedaunan, sisa buah, dan bahan organik lain menjadi pupuk cair yang kaya manfaat. Kini, hasil kerja keras itu telah siap dituangkan ke dalam kemasan, siap menghidupkan kembali kesuburan tanah, dan membawa harapan baru bagi tanaman-tanaman di sekolah dan rumah mereka.
Di meja-meja kecil yang tertata rapi, botol-botol kecil berisi pupuk cair berjajar dengan anggun. Setiap botol dihiasi dengan label yang unik—bukan sekadar label biasa, melainkan hasil kreativitas para siswa sendiri. Nama produk, manfaat, cara penggunaan, hingga desain yang penuh warna tersaji dalam lembaran kertas kecil yang kini membalut botol-botol PCO Mumtaz dengan bangga. Sentuhan imajinasi mereka menjadikan setiap kemasan lebih dari sekadar produk; ia adalah simbol kepedulian dan cinta terhadap lingkungan.

Setelah mengemas eco enzyme atau pupuk cair organic itu, wajah-wajah mungil itu tampak berseri-seri. Dengan penuh percaya diri, mereka menceritakan pengalaman barunya ini di depan forum secara bergantian perwakilan per kelas.
Firza Nazriel El Hamzah, siswa kelas 3H, berbinar-binar mengungkapkan pendapatnya.
“Alhamdulillah, I am very happy today. Finally, we can package this eco enzym. Akhirnyatanaman di sekolah dan di rumah akan lebih subur dengan pupuk ini,” ucapnya.
Kegiatan ini bukan sekadar tentang belajar mengemas produk. Ini adalah pembelajaran kehidupan. Anak-anak SD Mumtaz tidak hanya diajak untuk memahami proses pembuatan pupuk organik, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Mereka belajar bahwa setiap hal kecil yang mereka lakukan, sekecil apapun itu, bisa menjadi bagian dari upaya besar dalam pelestarian alam.
Di akhir acara, para siswa bertepuk tangan riang, bangga akan pencapaian mereka. PCO Mumtaz bukan sekadar pupuk cair organik dalam botol, tetapi sebuah langkah kecil menuju bumi yang lebih hijau. Sebuah kisah yang akan terus tumbuh, sebagaimana semangat mereka yang tak pernah padam dalam mencintai dan merawat alam. (*)
Penulis Heni Dwi Utami Editor Amanat Solikah


0 Tanggapan
Empty Comments