Search
Menu
Mode Gelap

Pelopor Kebaikan dalam Cahaya: Tausiah dalam PRA Brangsi

Pelopor Kebaikan dalam Cahaya: Tausiah dalam PRA Brangsi
Tausiah ke 3 dari PRA Brangsi di depan peserta CMA Cabang Laren. (Istimewa/PWMU.CO)
pwmu.co -

Suasana Aula GDM terasa hangat saat Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Brangsi menggelar kegiatan tausiah yang disampaikan oleh Yuda Prismawati, Ahad (21/12/2025). Dalam tausiahnya, ia menegaskan bahwa setiap muslim tidak hanya dipanggil untuk menjadi pribadi yang baik, tetapi juga dituntut untuk menjadi pelopor kebaikan di mana pun berada.

Menurutnya, Al-Qur’an memberikan kabar gembira bagi siapa saja yang berani memulai langkah kebaikan. Hal tersebut sebagaimana firman Allah dalam QS Al-An’am ayat 160 yang menjelaskan bahwa setiap amal baik akan dibalas dengan pahala berlipat ganda.

“Barang siapa membawa amal yang baik, maka baginya pahala sepuluh kali lipat dari amalnya. Sebaliknya, barang siapa membawa perbuatan jahat, maka ia tidak dibalas kecuali seimbang dengan kejahatannya, dan mereka tidak dizalimi,” kutipnya.

Ayat tersebut, lanjut Yuda, menegaskan bahwa tidak ada satu pun kebaikan yang sia-sia di hadapan Allah. Setiap amal baik akan mendapat balasan minimal sepuluh kali lipat. Hal ini menjadi motivasi besar bagi umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan dan berani menjadi pelopor, bukan sekadar pengikut.

Ia menjelaskan bahwa pelopor kebaikan bukanlah orang yang sempurna tanpa dosa, melainkan mereka yang berani memulai amal baik ketika orang lain masih ragu, istiqamah dalam kebaikan meski belum banyak mendapat dukungan, serta mampu menjadi teladan yang menginspirasi melalui perbuatan, bukan hanya kata-kata.

Pelopor Kebaikan

Dalam konteks QS Al-An’am ayat 160, pelopor kebaikan adalah mereka yang “membawa amal yang baik” (man ja’a bil hasanah), yakni orang yang sepanjang hidupnya mengisi hari-harinya dengan amal saleh dan kelak kembali kepada Allah dengan membawa bekal kebaikan tersebut.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Yuda menambahkan, janji pahala berlipat ganda menunjukkan bahwa tidak ada kebaikan yang terlalu kecil. Senyum, salam, berbagi ilmu, hingga membantu tetangga, semuanya bernilai ibadah. Bahkan, kebaikan yang dipelopori dan kemudian diikuti oleh banyak orang akan terus mengalir pahalanya meskipun pelakunya telah tiada sebagai amal jariyah.

Melalui tema tausiah ini, jamaah diajak untuk tidak menunda berbuat baik dan tidak menunggu kesempurnaan untuk memulai. Sebab, justru dengan memulai kebaikan, Allah akan menyempurnakan hamba-Nya dengan ampunan dan pahala yang berlipat.

“Kita berharap dapat menghadap Allah kelak dengan membawa banyak amal baik, serta tercatat sebagai hamba yang berani menjadi pelopor kebaikan di keluarga, masyarakat, dan persyarikatan,” pungkasnya. (*)

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments