Search
Menu
Mode Gelap

Pendidikan sebagai Pilar Masyarakat Berkualitas

Pendidikan sebagai Pilar Masyarakat Berkualitas
pwmu.co -
Oleh Ardiyanto – Mahasiswa Prodi Hukum Keluarga Islam UMSurabaya

PWMU.CO – Dalam kehidupan modern, pendidikan berperan sangat penting dalam membentuk karakter individu. Juga berperan menentukan arah peradaban bangsa. Tapi realitasnya masih banyak kelompok masyarakat yang belum menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama. Fenomena tersebut tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya kesadaran lingkungan, minimnya partisipasi sosial, hingga tingginya angka pengangguran dan kemiskinan struktural menjadi gambaran masyarakat yang kurang edukasi.

Lebih jauh lagi, pendidikan bukanlah sekedar proses dalam transfer ilmu atau pengetahuan. Tetapi juga proses pembudayaan karakter secara serius. Dalam proses ini, harapannya agar masyarakat mampu menginternalisasikan nilai-nilai yang dianut bersama dalam kehidupan, seperti: kejujuran, kerja keras, dan semangat untuk terus berkembang.

Dengan pendidikan yang baik harapannya dapat membentuk cara berpikir, bertindak, dan berpikir dalam menghadapi dinamika sosial dan tantangan kehidupan yang terus berubah. Oleh karena itu, sangat penting untuk membangun sistem pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai luhur dan membentuk identitas kebangsaan yang kuat. Rancangan pendidikan yang tepat dapat menjadi solusi atas berbagai problem sosial yang ada dan sulit teratasi melalui pendekatan sederhana.

Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membuka peluang baru dalam dunia pendidikan. Melalui pemanfaatan teknologi digital, proses pembelajaran kini dapat dilakukan secara fleksibel dan menjangkau daerah-daerah yang sebelumnya sulit diakses. Namun, kemajuan ini juga menuntut peningkatan literasi digital di kalangan siswa, guru, dan masyarakat. Untuk itu, program pelatihan dan penyuluhan perlu digencarkan agar semua pihak dapat mengakses dan menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab.

Upaya penguatan pendidikan harus dilakukan secara berkelanjutan melalui evaluasi dan perbaikan. Pemerintah dan lembaga pendidikan perlu bersikap terbuka terhadap masukan dari masyarakat serta berani melakukan inovasi kebijakan demi terciptanya sistem pendidikan yang lebih adaptif dan relevan. Pendidikan adalah investasi jangka panjang. Meskipun hasilnya tidak selalu langsung terlihat, dampaknya akan sangat menentukan masa depan bangsa.

Ketika pendidikan diabaikan, masyarakat menjadi rentan terhadap berbagai bentuk ketidakadilan dan konflik sosial. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap isu-isu penting membuat masyarakat cenderung bersikap pasif atau bahkan destruktif terhadap lingkungan. Misalnya, perilaku membuang sampah sembarangan, penebangan hutan secara ilegal, serta rendahnya empati sosial merupakan cerminan dari kualitas pendidikan yang belum optimal. Dampak negatif ini tidak hanya merusak lingkungan fisik, tetapi juga memicu perpecahan sosial.

Sebaliknya, pendidikan memiliki kekuatan besar untuk mengubah keadaan. Pendidikan yang inklusif dan merata memberikan kesempatan kepada setiap individu—tanpa memandang latar belakang—untuk berkembang secara optimal. Melalui pendidikan, seseorang tidak hanya memperoleh pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan hidup, nilai moral, serta kemampuan berpikir kritis. Individu yang terdidik akan mampu memahami hak dan kewajiban serta berkontribusi aktif dalam menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Masyarakat yang berkualitas adalah masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap kemajuan bersama. Mereka memahami pentingnya kerja sama, toleransi, dan keadilan. Nilai-nilai ini akan tumbuh jika ditanamkan sejak dini melalui proses pendidikan yang berkesinambungan. Sekolah bukan hanya tempat mengejar nilai akademik dan ijazah, tetapi juga ruang untuk membentuk karakter dan kepribadian. Dengan membiasakan siswa berdiskusi, bekerja sama, dan menghargai perbedaan, pendidikan akan melahirkan generasi yang siap menjadi pemimpin masa depan.

Namun, membangun sistem pendidikan yang ideal bukanlah hal mudah. Masih banyak tantangan yang harus diatasi, seperti kesenjangan akses antara daerah perkotaan dan pedesaan, rendahnya kualitas tenaga pendidik, serta kurikulum yang belum selaras dengan kebutuhan zaman. Di sejumlah daerah, anak-anak harus menempuh perjalanan jauh dengan fasilitas terbatas dan jumlah guru yang minim. Ketimpangan ini menghambat perkembangan potensi anak-anak di daerah tertinggal.

Pendidikan juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman, terutama menghadapi Revolusi Industri 4.0 dan era digital. Di tengah dunia yang serba cepat dan kompleks, keterampilan teknologi menjadi kebutuhan mendasar. Oleh karena itu, kurikulum pendidikan harus mengintegrasikan pelatihan keterampilan digital, literasi media, serta kemampuan adaptif terhadap perubahan. Metode pembelajaran yang monoton dan usang tidak lagi relevan dalam dunia yang menuntut inovasi.

Iklan Landscape UM SURABAYA

Di balik berbagai tantangan tersebut, tetap ada harapan besar terhadap pendidikan sebagai agen perubahan sosial. Pemerintah, lembaga pendidikan, masyarakat sipil, dan sektor swasta harus bersinergi dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang sehat dan berkelanjutan. Investasi pendidikan tidak semata berupa infrastruktur, tetapi juga mencakup peningkatan kapasitas guru, inovasi metode pengajaran, serta penyediaan beasiswa bagi siswa dari keluarga kurang mampu.

Pendidikan karakter pun harus menjadi prioritas utama. Generasi muda tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan, tetapi juga harus memiliki integritas, empati, dan tanggung jawab sosial. Dunia saat ini membutuhkan lebih banyak individu yang berpikir etis dan bertindak humanis. Karena itu, pelajaran moral, budi pekerti, serta penguatan nilai-nilai luhur bangsa perlu hidup kembali dalam kurikulum nasional.

Lebih jauh lagi, pendidikan harus dilihat sebagai proses seumur hidup. Konsep pembelajaran sepanjang hayat perlu menjadi bagian dari budaya masyarakat. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun perlu terus belajar agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan meningkatkan kualitas hidup. Pelatihan keterampilan, kursus daring, dan akses terhadap bahan bacaan yang bermutu adalah bagian penting dalam meningkatkan kecerdasan kolektif bangsa.

Dalam rangka menciptakan masyarakat berkualitas, pendidikan juga harus menjunjung tinggi prinsip inklusivitas dan keadilan. Tidak boleh ada diskriminasi dalam akses pendidikan, baik berdasarkan gender, agama, status sosial, maupun lokasi geografis. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Dengan menjunjung keadilan, kita dapat membangun fondasi masyarakat yang kuat, bersatu, dan penuh empati.

Kesimpulannya, pendidikan bukan hanya sarana untuk meningkatkan taraf hidup individu, tetapi juga kunci utama dalam membentuk masyarakat yang berkualitas. Pendidikan yang merata, relevan, dan berbasis nilai akan menciptakan bangsa yang tangguh, toleran, serta mampu bersaing di tingkat global. Oleh karena itu, perhatian terhadap sektor pendidikan harus terus meningkat agar cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera dapat benar-benar terwujud dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Editor Notonegoro

Iklan pmb sbda 2025 26

0 Tanggapan

Empty Comments